Friday, February 16, 2018

Dia Ada Maka Dia Kesurupan (Bagian 1)

Berbagai kesialan hanyalah pengantar bagi datangnya kesial-kesialan selanjutnya.

Ditengah kegalauan gue untuk mencari bahan tulisan klenik, akhirnya gue baru inget satu cerita yang pernah gue alamin (yes!! Hehehe). Ceritanya aneh banget gengs, membuat mood gue langsung turun dan bete banget gitu. Tapi, karena gue adalah dukun millenial yang anti gaya itu, gue tetap memposisikan gue seasik mungkin, maksa sih tapi ya sudahlah.

Ceritanya suatu malam gue sedang dalam sebuah misi untuk main ke rumah ketua RW. Maklum, gue emang seneng banget kalo bertamu ke rumah dia, banyak cerita-cerita lucu dan informasi terkini seputar permasalahan masyarakat kampung gue yang gue dapatkan dari dia.

Malam itu, gue ditemani oleh Asep, berangkat ke rumah pak RW. Setibanya disana, gue dengan santun dan tetap asik mengucapkan salam, menebar senyum dan pesona, hingga semua terasa cerah dan bahagia, akhirnya gue meminta dibuatkan kopi oleh bu RW lengkap dengan rokoknya hehe.

Oh iya, gue pergi menggunakan motor, dan di jalan sempat berpapasan dulu sama anaknya pak RW di pos ronda. Dari dia gue dikabarin bahwa pak RW memang lagi ada di rumah. Gue pun senang, karena pak RW ini sibuk banget kelayapan dan susah dihubungin.

Kopi diseduh lalu dihidangkan, tikar dibentangkan, segala jenis makanan ringan disajikan, lengkap dengan asbak rokok. Kami pun duduk, bersiap untuk diskusi hangat yang merakyat. Namun, ternyata kami tidak memiliki rokok. Pak RW pun dengan perhatian langsung memanggil anaknya untuk membelikan rokok di warung buat kami (yes dijajanin hehe).

"Hasan, beli rokok gih di warung depan!" ujar pak Rw kepada anaknya

Sembari menunggu rokok kami datang, kami berbincang-bincang tentang banyak hal. Kami tertawa, terpukau, dan saling mengganti topik. Tiba-tiba, bu RW datang ke teras, ikut nimbrung. Ada yang aneh, bu RW tampak menunjukan raut kesedihan. Saat gue, Asep, dan pak RW berbincang, bu RW yang baru bergabung langsung menginterupsi diskusi kami.

"Coba Ujang (anggap saja itu nama gue) dan Asep bantu Ibu mikir, pak RW ini kelakuannya makin menjadi-jadi, kemarin dia malem-malem bonceng-boncengan sama si Siti, gimana itu coba? Kan gak etis?" ujar bu RW.

"oh my God, shit man, gue lupa," jeritku dalam hati, "gue lupa kalo pak RW dan bu RW lagi ada masalah, pak RW lagi santer dituduh berselingkuh dengan gadis umur 18 tahun."

Seketika suasana berubah, diskusi asik penuh canda telah padam. Kini yang tersisa hanya diam. Sulit, untuk menggerakan lidah pun sulit, apalagi bertutur kata. Masalah ini sensitif, mana mungkin gue dan Asep ikut-ikutan.

"udahlah bu, gak enak ah lagi ada tamu juga," ujar pak RW

"aku gak lagi ngomong sama kamu mas!" respon bu RW, "coba tolong Ujang dan Asep bantu Ibu buat jadi saksi soal kasus ini," tambah bu RW pada kami.

Kami hanya bisa diam dan berkata: "kami gak tahu apa-apa bu".

Bersambung....................

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...