JAKARTA - Kadivhumas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, mengatakan robohnya selasar Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan sesuatu yang aneh dan mengejutkan.
"Kalau ini bangunan tua, mungkin saja bisa terjadi roboh. Tapi, bangunan sebagus itu, menurut saya, bisa roboh ini aneh tapi nyata," kata Setyo di Gedung BEI, Jakarta, Senin (15/1) petang.
Setyo mengatakan polisi akan menyelidiki desain konstruksi dan mengecek ketahanan bangunan tersebut. "Bangunan punya blueprint. Pasti ada kekuatannya untuk berapa tahun. Ini akan diselidiki," katanya.
Pihaknya juga belum menemukan informasi adanya tanda-tanda kegagalan struktur bangunan sebelum terjadinya roboh. Selain memeriksa desain bangunan, polisi juga akan memeriksa kontraktor yang dulu membangun selasar tersebut.
Sedangkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan inspeksi pada Mei 2017 dan memperpanjang izin serta memberikan sertifikat laik fungsi (SLF) kepada pengelola Gedung BEI. " SLF-nya berlaku sementara dan akan berakhir tanggal 25 Januari, jadi 10 hari dari sekarang," tegasnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Eddy Junaedi, mengatakan pada saat dilakukan inspeksi tanggal 25 Mei 2017 ada aktivitas bursa sehingga tidak melakukan pengecekan gedung secara menyeluruh.
"Namun, itu ada penjamin struktur dari ber-IPTB (izin pelaku teknis bangunan) yang melakukan daily checking dan mereka menjamin bahwa struktur yang ada di seluruh gedung tersebut sudah sesuai dengan peraturan keandalan bangunan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Benny Agus Chandra, mengakui risiko kecelakaan tetap ada. Namun, dengan adanya SLF, risiko itu bisa diminimalisir.
"Prosesnya sejak tahun 2015, SLF sementara sudah diterbitkan. SLF sementara karena beberapa kewajiban terkait SIPPT dari kawasan itu belum dilaksanakan, bukan karena ada permasalahan dalam bangunannya," tandasnya.
Kebanyakan Mahasiswa
Seperti diketahui, sekitar pukul 11.55 WIB selasar lantai satu Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Tower 2 roboh. Panjang selaras itu sekitar 30 meter dan memiliki lebar sekitar dua meter, dengan ketinggian enam meter.
Saat peristiwa itu, sekitar 90 mahasiswa Bina Darma Palembang, Sumatera Selatan, sedang melakukan karyawisata ke BEI. Mereka tiba-tiba terjatuh bersamaan dengan robohnya selaras.
Akibat peristiwa itu, sebanyak 77 orang luka-luka dan dirawat di bebeberapa rumah sakit. Kebanyakan yang jadi korban adalah mahasiswa Bina Darma.
Rata-rata tertimpa selasar yang terbuat dari kaca hingga beton. Mereka dirawat di RSAL Mintoharjo 15 orang, RS MRCCC 30 orang, RSPP Pertamina tujuh orang, dan RS Jakarta 20 orang. pin/eko/yun/AR-2
No comments:
Post a Comment