
Jakarta-SuaraNusantara
Pelatihan OK OCE (One Kecamatan, One Center of Entrepreneurship) yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada beberapa warga dari berbagai kelurahan dinilai sebagai pelatihan paling aneh, karena pelatih hanya memberikan pelatihan secara lisan tanpa praktik.
"Ini pelatihan paling aneh yang pernah saya datangi. Ini pelatihan cuap-cuap, Pak. Saya kontrol betul di Jakarta Barat," ujar Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Nur Afni Sajim dalam rapat Komisi B bersama Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI di Gedung DPRD DKI, Selasa (9/1/2018).
Nur Afni mengaku menghadiri pelatihan program kewirausahaan dari Dinas Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) DKI itu di semua kecamatan di wilayah administrasi Jakarta Barat, kecuali Kecamatan Tamansari saat masa reses beberapa waktu lalu.
"Latihannya itu, Bank DKI cuma memaparkan, 'Ini lho, saya punya pinjaman Rp5 juta sampai Rp50 juta dengan jaminan sertifikat rumah dengan bunga 13 persen'. Itu sama saja bohong," kata Afni.
Pelatihan yang digelar di tiap kecamatan itu juga dinilai tidak siap. Ada kesan peserta pelatihan direkrut secara asal-asalan oleh lurah. Hasilnya banyak peserta yang tidak memahami pelatihan yang mereka ikuti.
"Akhirnya, itu pelatihan memalukan. Kalau kata saya, masih bagus anggota dewan reses daripada pelatihan," ujar anggota dewan dari fraksi Demokrat itu.
Tak hanya itu, agar tak sekadar mengkritik, Afni membandingkan pelatihan OKE OCE dengan pelatihan kewirausahaan yang digelar Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Dinas Perindustrian dan Energi (Dinas PE). Menurutnya pelatihan dari dinas tersebut lebih teknis dan komprehensif.
"Kalau [pelatihan] Dinas Tenaga Kerja saya pernah datang, di sana melatih solder, merakit membenarkan HP, menjahit. Masuk akal," kata Afni.
Afni juga mempertanyakan bagaimana nasib para calon wirausaha setelah mengikuti pelatihan. Sebab Pemprov DKI tidak menyediakan lokasi sementara (loksem) ataupun lokasi binaan (lokbin) untuk mereka berwirausaha.
Penulis: Yon K
.yuzo_related_post img{width:155.25px !important; height:108px !important;} .yuzo_related_post .relatedthumb{line-height:15px;background: !important;color:!important;} .yuzo_related_post .relatedthumb:hover{background:#fcfcf4 !important; -webkit-transition: background 0.2s linear; -moz-transition: background 0.2s linear; -o-transition: background 0.2s linear; transition: background 0.2s linear;;color:!important;} .yuzo_related_post .relatedthumb a{color:!important;} .yuzo_related_post .relatedthumb a:hover{ color:}!important;} .yuzo_related_post .relatedthumb:hover a{ color:!important;} .yuzo_related_post .relatedthumb:hover .yuzo__text--title{ color:!important;} .yuzo_related_post .yuzo_text, .yuzo_related_post .yuzo_views_post {color:!important;} .yuzo_related_post .relatedthumb:hover .yuzo_text, .yuzo_related_post:hover .yuzo_views_post {color:!important;} .yuzo_related_post .relatedthumb{ margin: 0px 0px 0px 0px; padding: 5px 5px 5px 5px; } .yuzo_related_post .relatedthumb{}
No comments:
Post a Comment