
Tidak menyangka bakal jadi juara, baik Fajar maupun Rian mengaku mendapat pertanda masing-masing kalau mereka akan mengangkat trofi di Kuala Lumpur. Rian menceritakan, ia sempat bermimpi aneh.
Menurut Rian, mimpi anehnya itu datang sebelum ia menjalani laga semifinal melawan pasangan Denmark Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding.
Dalam mimpinya, Rian memaparkan, ia sedang diliputi semangat membara untuk bertanding, sampai suatu hal konyol terjadi.
"Sudah semangat mau tanding, malah sepatu saya ketinggalan," ujar Rian sembari terkekeh.
Berbeda dengan Rian, Fajar punya keyakinan sendiri tanpa harus bermimpi absurd. "Tidak ada firasat apa-apa sih, tapi setelah mengalahkan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang), kami merasa ada peluang," katanya.
Secercah harapan itu ternyata menjadi kenyataan di partai final saat mereka meladeni pasangan peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia) dengan skor 14-21, 24-22, dan 21-13.
"Di awal permainan mereka yakin sekali, sedangkan kami seperti belum dapat feel nya. Pukulan kami sering nyangkut, jadinya ragu-ragu," kata Rian.
Namun, semua berubah di game kedua setelah mereka berhasil menenangkan diri.
"Lalu kami coba lagi di game kedua, mainnya lebih maksa. Dari sini, lawan justru banyak melakukan kesalahan sendiri," kata Rian lagi.
Kemenangan di game kedua pun membuat Fajar/Rian kian bermain lepas.
"Setelah merebut game kedua, kami merasa lebih enjoy di game ketiga. Mau main seperti apa juga enak, lawan pun dibawah tekanan," kata Fajar.
(kar/JPC)
No comments:
Post a Comment