Tere Liye/int
![]() |
Ternyata penulis kelahiran Lahat, Lampung ini turut menyimak tentang pemerintah Indonesia yang tiba-tiba impor beras. Bahkan Tere Liye menuliskan status khusus di laman facebook nya dengan judul "Pembodohan".
"Saya tidak paham logikanya. Menurut mereka (data mereka sendiri ini loh), Indonesia itu surplus produksi beras, Kementerian Pertanian mengklaim kita surplus 329.000 ton per bulan Januari 2018. Itu bukan angka yang sedikit, itu besar sekali. Apakah kita akan kekurangan beras mulai Februari 2018, jadi harus bersiap2 dari sekarang?" herannya.
Tere Liye sebut semua orang yang terlibat soal beras, tahu bahwa Februari 2018 merupakan musim panen raya, di mana Produksi beras petani Indonesia akan melimpah. "Lantas kenapa pemerintah mendadak mengimpor beras 500.000 ton? Kenapa? Why? Apa poinnya? Katanya surplus, dan toh mau panen raya? Kenapa mendadak impor sekarang? Bukankah itu jadi menyakitkan bagi petani?"
Tere Liye juga membeberkan fakta bahwa tahun 2017, impor beras Indonesia cuma 256.000 ton. Padahal tahun 2016, impor beras membengkak hingga 1,2juta ton.
Yang tidak habis pikir, pemerintah sebut mafia lah biang keladi naiknya harga beras. "Tapi kenapa bukan mafianya yang digebuk? Kok malah impor?" herannya.
Dirinya juga bertanya mengapa pemerintah malah menunjuk PT PPl sebagai pelaksana impor, bukan Bulog. "Sorry, saya tetap tidak paham. Bukan karena saya tidak suka dengan pemerintah; aduh, kalau setiap isu nasional disikapi dengan situ fans Jokowi, atau fans Prabowo, repot sekali membuat analisisnya. 100% bukan. Melainkan soal beras ini adalah masalah perut banyak orang, dan impor 500.000 ton itu jelas memiliki implikasi serius ke banyak pihak."
Tere Liye punya analisa sendiri tentang mengapa pemerintah harus impor beras di awal tahun ini. "Setelah saya otak-atik, pikirkan dengan matang, yang bisa saya pahami. Yaitu penjelasan lewat: Matematika sederhana. Jika 1 kilogram beras impor ini mereka untung Rp 1.000, maka kalikan 500.000 ton (alias 500.000.000 kilogram), maka impor ini akan memberikan keuntungan sebesar 500 milyar rupiah. Selesai. ltulah penjelasan paling sederhananya. Ada keuntungan 500 milyar rupiah (asumsi untung 1.000, kalau ternyata untung 2000 per kilo, kalikan sendiri jadi berapa)."
Tere Liye tidak percaya kalau impor beras ini tidak ada niat "cari untung." Sebab ada rangkaian proses distribusi yang membutuhkan biaya. "Siapa yang menjamin semua bersih? Kagak ada calo-nya? Namanya juga juaI-beli, pasti ada untungnya, Jon. Siapa yang akan diuntungkan? Atau ehem, kamu bersedia melibatkan KPK ujung ke ujung dalam proses impor 500.000 ton beras ini?"
Sontak saja status yang diposting 14 Januari 2018 ini mendapat respon banyak netizen atau warganet. Bahkan status Tere Liye sudah dibagikan lebih 3 ribu kali.
@Roflqoh Nisa: "Mungkin ini juga karena campur tangan Alloh, biar masyarakat makin tau daaann tahun depan nggak pilih dia lagi."
@Caesar Rizki lriando Purba: "Awas kena hate speech."
@Mardi Yuwono: "Konsumen pada mau ga. beras pakai harga pasar....klau lagi panen raya ya murah.klo lagi langka ya mahal. tp ya jgn teriak2, disuruh jd petani juga pada enggan kan ???".(***)
r24/riki

No comments:
Post a Comment