BERAU CAKRAWALA.CO , – Suasana duka sangat terasa saat media ini memasuki rumah milik Yohanes Kurniawan dan Feni Ismanto pada Kamis (4/1/2018) sekira pukul 11.00 wita.
Puluhan pelayat datang menggunakan baju berwarna hitam sementara Yohanes dan Feni menggunakan baju putih duduk disamping peti jenazah Almarhumah Felicia dan Natasya.
Felicia dan Natasya merupakan kaka beradik yang menjadi salah satu korban dari Speed Anugrah Expres yang dikemudikan oleh Amir dan erbalik pada Senin (1/1) lalu di Sungai Kayan, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
"Kami tidak terima jika ini dikatakan musibah, ini jelas kelalaian manusia, apalagi kami mendapat informasi jika motoris itu bukan yang asli melainkan digantikan, dan aneh saja, jika dalam waktu 4 menit perjalanan speed sudah terbalik hingga 2 kali, itu kan aneh, kecepatan speed berapa," ujar Hariono Ismanto selaku paman korban.
Natasya dan Felicia yang berangkat dari Berau pukul 04.00 wita, tiba di Bulungan pukul 07.00 wita, dan sempat sarapan bersama ibunya, pada pukul 08.00 wita Felicia dan Natasya yang duduk bersampingan didekat pintu masuk speed sempat melambaikan tangan kepada sang ibunda yang menemaninya hingga dermaga Kayan II, tak berselang lama Feni masuk kedalam mobil dan mendapat telepon jika speed yang ditpangi kedua buah hatinya mengalami kecelakaan, Feni yang panik langsung kembali menuju dermaga dan melihat speed sudah dalam keadaan terbalik.
"Saya melihat anak saya sempat melambai kepada saya sebelum berangkat, saya dapat informasi seharusnya speed berangkat pukul 07.00 wita, namun hingga pukul 08.10 wita speed baru bergerak, baru 4 menit saya meninggalkan dermaga sudah ditelpon mengatakam speed yang ditumpangi anak saya mengalami kecelakaan," ujarnya menahan tangis.
Felicia dan Natasya yang hendak menuju ke Tawau rencananya akan transit di Tarakan dan menumpang speed maas tersebut, namun nasib berkata lain, kedua kakak beradik tersebut harus meregang nyawa akibat human eror dan diduga speed mengalami over kapasitas.
"Kami menduga bahwa speed over kapsitas, dan hal ini akan kami tuntut, kami masih menunggu pihak pengacara, bayangkan saya jika penumpang mencapai 51 orang, ditambah lagi saat ditemukan kedua keponakan saya tidak menggunakan pelampung, seharusnya itu safety utama yang wajib dimiliki setiap maskapai pelayaran," tegas Hariono.
Kepergian Felicia dan Natasya tidak hanya menyisakan duka bagi keluarga, bahkan Mega salah seorang sahabat korban yang ikut mengiringi hingga kepergian sahabat karibnya tersebut hingga tempat peristirahatan terkahir tidak kuat menahan haru saat peti jenazah dimasukan keliang lahat.
"Felicia dan Natasya sudah seperti saudara saya sendiri. dari kecil kami berkawan, satu gereja, dan merekaemiliki hobi yang sama yakni makan, mereka ramah, dan mudah bergaul dengan siapa saja," ucapnya lirih.
Natasya yang lahir pada 13 September 2001 lalu serta Felicia pada 13 November 1999 harus menjadi korban dari tragedi speed naas uang menelan 9 korban. "Kami semua ikhlas, namun akan tetap melanjutkan kasus ini agar tidak ada lagi korban-korban lain akivat kebodohan manusia," tutup Hariono. (Dyt/str)
Bagaimana menurut Anda ?
komentar
No comments:
Post a Comment