Ada Keluarga Simpan Jenazah hingga Jadi Kerangka di Rumah
Rabu, 31 Januari 2018 | 9:13
[BANDUNG] Ada sesuatu yang tidak biasa di sebuah rumah di kawasan Melong, Kota Cimahi. Sebuah keluarga yang terdiri dari ibu serta dua anak tinggal dan beraktivitas di rumah yang di dalamnya ada dua kerangka manusia. Kerangka itu adalah jenazah sang suami dan anak perempuan pertamanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Cimahi, Ajun Komisaris Niko Nurallah memperkirakan kedua kerangka itu sengaja dibiarkan di dalam rumah oleh keluarganya. "Ada wewangian dan serbuk kopi dekat dua kerangka manusia itu," kata Niko ketika dihubungi lewat telepon selulernya, Selasa (30/1).
Kerangka sang ayah diletakkan di sebuah dipan sementara putrinya di kasur yang ada di lantai. Ayah dari tiga orang anak itu dilahirkan pada 1 Oktober 1932, sementara anak perempuan pertamanya dilahirkan 18 Februari 1967 silam.
Polisi belum bisa memastikan waktu dan penyebab kematian keduanya. "Kita baru dapat informasi meninggalnya sekitar tahun 2016," terang Niko.
Polisi mendapatkan informasi tentang jenazah ini dari petugas kesehatan dan aparat kewilayan. Mereka sempat melakukan pemeriksaan ke rumah tersebut dan mendapatkan informasi sang suami tengah sakit. Saat dilakukan pemeriksaan bersama aparat kewilayan, mereka baru mengetahui dan memastikan adanya jenazah yang sudah jadi tengkorak.
Polisi masih berusaha menggali informasi dari seorang perempuan berinisial N, 76 tahun. "Sampai saat ini (penyidik) kesulitan mengajak bicara. Sulit dapat informasi, kadang bicara juga tidak nyambung. Kami gunakan pendekatan kejiwaan," kata Niko.
Perempuan itu tinggal bersama anak kedua dan ketiganya. Masing-masing berusia 48 tahun dan 43 tahun. Polisi merujuk anak bungsu N ke Rumah Sakit Jiwa Cisarua karena kondisinya yang tidak stabil. "Tidak bisa mengontrol emosi, terlalu impulsif, cepat marah dan cenderung tidak nyambung," ujar Niko sembari menambahkan N dan putrinya masih diperiksa di kantor polisi.
Pemeriksaan polisi ke tetangga terdekat di sisi kiri dan kanan tempat penemuan dua kerangka itu, tidak membuahkan hasil. "Mereka sangat tertutup. Introvert. Kami tidak dapat informasi yang cukup," tegas Niko.
Secara umum, kondisi rumah tempat penemuan kerangka itu cenderung kotor. Tumpukan sampah berisi plastik tampak mendominasi isi rumah.
Niko belum dapat menyimpulkan motif penyimpanan kerangka dalam kasus ini. Apalagi dia mendapatkan keterangan, penyimpangan kerangka ini terkait keyakinan keluarga bahwa keduanya akan bangkit kembali.
"Ada soal keyakinan yang belum berani kami simpulkan. Biar nanti saja ahli dari departemen agama atau bidang kejiwaan (yang menyimpulkan). Apakah ini terkait stress atau sakit kejiwaan," papar Niko.
Soal dugaan terjadi pembunuhan atau kekerasan terhadap dua kerangka itu sebelumnya, Niko menyatakan, pihaknya bakal merujuk temuan kerangka itu untuk diotopsi. Dia berpandangan apabila terjadi upaya pembunuhan, biasanya pelaku akan berupaya menghilangkan barang bukti secepatnya. "Begitu logikanya agar tidak ketahuan. Tapi kita masih dalami seperti apa motifnya. Kerangka kita rujuk ke rumah sakit," ujarnya.
Saat ini, polisi dan aparat kewilayah di tempat temuan kerangka berupaya untuk membersihkan rumah tersebut. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak resah dengan kejadian tersebut. "Supaya tidak jadi aneh-aneh ke depannya," kata Niko. [153]
No comments:
Post a Comment