Friday, January 19, 2018

2 Orang Ini Jalan Kaki Ponorogo - Jakarta, 27 Hari

Ponorogo (beritajatim.com) - Tuntas sudah nazar Wakidi dan Pujiana, dua warga Kabupaten Ponorogo. Keduanya bernazar akan berjalan kaki, jika Mantan wakil bupati Ponorogo, Widyaningsih alias Ida divonis bersalah.

Baik Wakidi maupun Pujiana berangkat dari kota Reyog, 9 Desember 2017 lalu. Tepat hari anti korupsi. Selain memenuhi nazar, duo warga anti korupsi itu juga membawa seberkas surat dan bukti kasus korupsi yang belum tuntas di Ponorogo.

Perjalanan dimulai, keduanya memakai baju warok Ponorogo. Tentu dengan spanduk yang selalu ada di badan mereka. Selain membawa berkas, mereka berdua hanya membawa uang 1.5 juta.

"Alhamdulillah perjalanan kami tempuh 27 hari. Dari target 30 hari. Berangkat tanggal 9 Desember sampai Januari sudah sampai Jakarta," kata Wakidi saat ditemui beritajatim.com di Terminal Seloaji, Jumat (19/1/2018).

Wakidi mengatakan, perjalanan dimulai Ponorogo menuju Wonogiri, kemudian lewat Semarang,ke Brebes lanjut Cikampek sampai ke Jakarta. Dia mengaku, berangkat subuh dan istirahat jika cuaca mendukung pada pukul 23.00 wib. Jika hujan dan sangat kelelahan jam 21.00 wib memilih berhenti.

Dari sejumlah kota yang dikunjungi, paling menakutkan adalah melewati alas corban setelah Semarang. Alasannya memang daerahnya mistis. Dan mereka hanya berjalan berdua saja.

"Namun semua sudah terlewati. Karena nyatanya nazarnya sudah terwujud. Bisa berjalan kaki dari Ponorogo mencapai Jakarta. Ratusan kilometer kami lalu," terangnya.

Wakidi mengaku, saat sudah lepas Semarang, baik dirinya maupun Pujiana sama keluhannya. Kaki sulit untuk melangkah.

"Akhirnya hanya kaki bagian belakang saja yang digunakan berjalan. Dan itu melecut semangat saya," terangnya.

Dia mengaku, tanggapan orang-orang bermacam-macam. Ada yang sengaja berhenti meminta foto bareng. Namun ada juga yang memandang aneh.

"Tapi rata-rata responnya bagus kok. Paling cuma satu dua yang memandang aneh," tambahnya.

Masalah makan, lanjut dia, selama 27 hari dengan uang saku Rp 1.500.00 hampir habis. Dia mengaku waktu masuk Brebes, uang tingga Rp 60 ribu.

Jadi, lanjut dia, saat sampai di Brebes, banyak yang memberi bekal. Namun hanya roti dan air minum saja tidak lebih.

Hingga, tiga hari lalu, berhasil menginjakkan kaki di Pulau Gadung. "Saya dan Pujiana disambut oleh warga Ponorogo. Selain itu beberapa paguyuban Info Cegatan dari berbagai kota," bebernya.

Dia membeberkan, dari Pulau Gadung yang dituju yakni patung proklamasi. Kemudian ke kantor KPK berakhir di Istana Negara.

"Pas di patung proklamasi, Pak Anies (Gubernur DKI-red) melihat kami. Akhirnya kami disuruh ke kantornya untuk makan bersama," timpal Pujiana.

Dia pun mengaku kagum dan senang. Karena sudah bisa masuk kantor Gubernur, diajak ngobrol. Termasuk menerima masukan.

Di KPK, lanjut dia, hanya ketemu Humas KPK yabg bernama Febri. Karena ketua KPK sedang tidak ada di kantor. Namun, 5 berkas korupsi di Ponorogo yang belum selesai sudah diserahkan.

"Dua sudah sukses, tapi saat ke Istana negara, ternyata hanya ketemu staffnya saja. Pak Jokowi tidak ada," urainya.

Terakhir kembali bertemu dengan Anies Baswedan yang kemudian diantarkan ke Stasiun. Namun kehabisan tiket, akhirnya ke terminal.

"Alhamdulillah nazar saya sama wakidi sudah terwujud. Dan berkas sudah kami serahlan kepada KPK. Semoga ada tindak lanjut," harapnya. [mit/but]

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...