Saturday, December 30, 2017

Pilih Pejabat KPK Sebagai Pasangan di Pilkada, Pengamat Nilai Ada yang Aneh Dengan Bima Arya

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Keputusan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto memilih Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi KPK Dedie A Rachim sebagai pendampingnya di Pilkada Kota Bogor 2018 terbilang aneh.

Menurut Pengamat Poliitk dan Kebijakan Publik, Yus Fitriadi sosok Didie yang terbilang tidak populis justru membuat dirinya khawatir.

"Iya kenapa kok Bima atau partai koalisi Bima memilih orang yang tidak populis dan basicnya KPK, itu ada apa," ujarnya saat dihubungi TribunnewsBogor.com, Jumat (29/12/2017).

Dikatakannya bahwa, dirinya belum mengetahui alasan pragmatis Bima Arya mengapa lebih memilih Dedie untuk mendampinginya di Pilkada Kota Bogor 2018.

Baca: Bima Arya Lebih Pilih Dedie Jadi Wakilnya di Pilkada 2018, Usmar Hariman : Gak Ada Urusan

"Tentu ada alasannya dan sekarang masih menjadi pertanyaan besar, karena sosok Didie menurut saya kurang populis, berprestasi engga, kan aneh," paparnya.

Namun di sisi lain, Yus mengungkapkan, Bima yang sejak awal tidak membumi dalam berdialektika politik di tingkat lokal memang terbilang sedikit wajar bila memilih Dedie menjadi pendampingnya.

Baca: Dampingi Bima Arya Di Pilwalkot Bogor, Dedie A Rachim Mengundurkan Diri dari KPK

Dikatakannya, selama perjalanan kepemimpinanya, Politisi PAN itu sangat tidak sinergis dengan kekuatan-kekuatan politik di tingkat lokal Kota Bogor yang kerap kali menimbulkan kebuntuan program termasuk anggaran.

"Jadi ketika sekarang akan bersanding dengan Direktur KPK sangat rasional, karena memang sangat mungkin terjadi deal potlik di tingkat elit," ucap Yus.

Baca: Bima Arya Gandeng Direktur KPK, Pengamat : Sangat Mungkin Terjadi Deal Politik di Tingkat Elit

Dia pun menilai bahwa Bima yang tak pernah surut elektablitiasnya dalam berbagai survey sangat percaya diri memenangkan Pilkada Bogor 2018 tanpa harus menggandeng kekuatan politik lokal.

"Karena Bima itu mengharapkan figur dirinya sendiri yang sudah menganggap dirinya populis, elektatibilitas cukup tinggi dan sudah menjabat serta mendapat dukungan penuh dari politisi di tingkat elit," pungkasnya.(*)

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...