Thursday, December 14, 2017

Madeira dan Sensasi Disambut Senyuman Aneh Cristiano Ronaldo

Untuk mengunjungi Madeira dari kota Wina, Austria tidak mudah. Jadwal penerbangan langsung dari ibukota Austria tidak banyak. Mayoritas penerbangan mewajibkan penumpang untuk transit dahulu ke negara seperti Jerman, Spanyol, Portugal, atau Belanda. Andaikan ada penerbangan langsung, biayanya pun pasti mahal.

Saya pun mencoba peruntungan dengan mencari jadwal penerbangan dari negara tetangga, seperti Jerman. Di Munchen, maskapai Condor menawarkan biaya penerbangan langsung ke Madeira yang tergolong sangat ekonomis, yakni 90 euro atau sekitar Rp 1,3 juta untuk sekali jalan.

Padahal, harga normal perjalanan ke negara peraih Piala Dunia 2014 itu biasanya mencapai 175 euro hingga 250 euro. Saya mendapatkan harga promo tersebut jauh-jauh hari, atau sekitar empat bulan  sebelum keberangkatan.

Pada Rabu (6/12/2017) malam waktu setempat, saya pun memulai perjalanan menuju Madeira dari Wina dengan menggunakan kereta Railjet Express dari stasiun Hauptbahnhof dan tiba di stasiun kereta utama Munchen pada 23.00.

Perjalanan kemudian dilanjutkan keesokkan harinya. Dari penginapan di sekitar stasiun kereta Munchen, saya bertolak menuju bandara Munchen dengan menggunakan kereta cepat S8. Tepat pukul 08.15, maskapai Condor yang saya tumpangi lepas landas dari bandara Munich menuju Madeira.

Perjalanan memakan waktu sekitar 4,5 jam dengan jarak 2.945 kilometer. Jika ditambahkan dengan perjalanan dari Wina menuju Munchen (435 kilometer), total perjalanan menuju kota kelahiran CR7 mencapai 3.380 kilometer! Hampir sama dengan jarak Wina – Amman (Jordania) atau Jakarta – Sorong.

Para wisatawan yang datang ke Madeira sudah pasti akan melihat patung Cristiano Ronaldo. Maderira merupakan kota tempat kelahiran Cristiano Ronaldo. (Bola.com/Reza Khomaini)

Akan tetapi, rasa lelah menempuh perjalanan udara ribuan kilometer tersebut hilang seketika saat maskapai Condor mendarat mulus di landasan Aeroporto Da Madeira (Airport Madeira). Suhu udara yang begitu bersahabat, 20 derajat celcius, semakin menambah kekaguman saya terhadap keelokkan Madeira.

Maklum, 4,5 jam sebelumnya, saya harus bergelut dengan dinginnya suhu udara di Jerman dan Austria yang begitu menusuk kulit lantaran menembus hingga minus 1 derajat celcius. Bagi warga Indonesia, suhu 18 hingga 20 derajat celcius, mungkin masih tergolong dingin.

Akan tetapi, bagi warga di daratan Eropa, khususnya wilayah utara, timur dan tengah, suhu udara di Madeira bak obat mujarab yang menyembuhkan rasa kangen terhadap kehangatan sinar matahari musim semi dan panas.

Saat keluar dari pintu kedatangan bandara Madeira, patung Cristiano Ronaldo dengan senyuman anehnya menyambut ratusan wisatawan. Tidak sedikit, wisatawan yang menyempatkan waktu untuk melakukan selfie bersama patung CR7 yang dibuat seniman Emanuel Santos diresmikan 29 Maret 2017.

Jurnalis Bola.com, Reza Khomaini, foto bersama patung Cristiano Ronaldo. Dirinya melakukan liputan khusus di kampung Madeira tempat kelahiran Cristiano Ronaldo. (Bola.com/Istimewa)

Pada tahun yang sama, bandara Madeira berganti nama menjadi Aeroporto Da Madeira – Cristiano Ronaldo. Perubahan ini semakin menahbiskan sang megabintang sebagai ikon Madeira. Kini, saya mewujudkan impian melangkahkan kaki di sana, meski pertama kali mendapat "sambutan" dari senyuman aneh patung Ronaldo.

Nah, mau tahu seperti apa kelanjutan cerita menarik di Madeira? Ikuti terus perkembangannya melalui tautan ini: Bola.com ke Madeira.

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...