SUASANA asri begitu terasa saat melintasi hutan kota yang berlokasi di bagian belakang Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bekasi. Berkat berbagai macam pohon-pohon tinggi yang tumbuh subur, kawasan ini pun terlihat rimbun.
Kerimbunan ini membuat hutan kota banyak diminati warga untuk sekedar melepas penat, berolah raga ataupun berswafoto, layaknya anak muda masa kini.
Namun, di sisi lain, kerimbunan ini pun rupanya dimanfaatkan sejumlah pasangan memadu kasih. Sayangnya, beberapa di antara para pasangan itu masih berseragam sekolah. Bahkan, akhir pekan lalu, kamera "PR" sempat merekam sepasang pelajar tengah memadu kasih di balik kerimbunan hutan kota.
Mereka duduk berdua di atas jok sepeda motor. Sang perempuan duduk menyamping, menghadap barisan pepohonan atau membelakangi jalan. Sementara itu si laki-laki duduk membelakangi setang motor namun menghadap si perempuan.
Berdasarkan pantauan "PR", pasangan itu awalnya terlihat sekadar mengobrol sambil saling tertawa. Sesekali si laki-laki nampak memantau situasi di sekitar.
Beberapa saat kemudian, obrolan justru berubah menjadi aksi tidak senonoh. Tindak asusila dilakukan di hutan kota. Padahal, di sekitarnya berdiri tiga rumah dinas pimpinan daerah, yakni bupati, wakil bupati, dan sekretariat daerah. Sejumlah aparat Satuan Polisi Pamong Praja yang bertugas di sekitar lokasi pun sepertinya kecolongan.
Hutan kota berlokasi di belakang Perkantoran Pemkab Bekasi. Di dalam hutan terdapat kompleks olah raga, guest house, hingga rumah dinas ketiga pimpinan daerah itu.
Banyak pasangan lain
Tidak berhenti pada sepasang pelajar tersebut, "PR" pun mencoba mengelilingi sisi lainnya di hutan kota. Ternyata terdapat beberapa pasangan lain yang juga saling berduaan di balik kerimbunan pepohonan.
Salah seorang warga, Dimas (31) mengaku kaget dengan adanya aksi tidak terpuji itu. Dia mengaku mengaku sering melihat sekumpulan anak sekolah yang bermain di sekitar hutan kota, namun tidak menyangka sampai ada tindakan asusila.
"Setahu saya cuma datang, main bola. Ada juga yang foto-foto, karena kan suasanya bagus. Ada yang pacaran juga cuma biasa saja tidak sampai aneh-aneh," kata warga yang juga bekerja di sekitar Kompleks Pemkab Bekasi.
Berbeda dengan Dimas, Wawan (32), warga lainnya mengaku aksi tidak senonoh pernah beberapa kali dia temukan. Bahkan, kata dia, kebanyakan aksi tersebut dilakukan oleh sejumlah pasangan yang masih berseragam sekolah.
"Saya juga pertamanya kaget, itu dilakukan di pinggir jalan. Apa tidak malu ya. Sayangnya itu banyak yang masih pakai seragam, siang-siang saya lihatnya. Ya enggak tahu kalau malam. Mungkin juga sama, kan enggak ada lampu," ucapnya.
Ia mengaku sempat sangat menyayangkan adanya penyalahgunaan fungsi hutan kota untuk hal tidak senonoh. Karena itu, dia berharap pemerintah setempat bersedia melakukan pengawasan sehingga perbuatan yang melanggar norma tersebut dapat dicegah dan dihentikan.
Satpol PP kesulitan
Beberapa petugas Satpol PP berkomentar serupa. Ia telah beberapa kali menerima laporan dari warga terkait masalah tersebut. Bahkan, petugas yang melakukan patroli pun sering memergoki secara langsung dan menangkap sejumlah pelajar yang melakukan perbuatan mesum di kawasan itu.
Meski demikian, Satpol PP mengakui kesulitan untuk mengatasi persoalan itu. Pasalnya, petugas yang melakukan patroli jumlahnya terbatas. Ia pun meminta warga ikut serta berperan aktif untuk meminimalkan pelanggaran yang terjadi.
"Dibilang pembiaran sih enggak. Cuma kan kami bingung juga karena mereka itu ternyata mayoritas penduduk sini. Petugas kami juga nggak bisa monitor 24 jam karena tugas yang piket itu juga kan banyak," ucap seorang petugas.***
No comments:
Post a Comment