Thursday, November 2, 2017

Hipnoterapi : Gara-gara Mama Bilang Bego, IQ Anak Turun

Mendengar semua cerita tentang Bunga, saya menduga bahwa semua hal itu terjadi karena dia sekadar tunduk patuh terhadap ibunya. Artinya, bukan Bunga yang bermasalah sebenarnya, melainkan sang ibu.

Pertama mengenai rambut. Ternyata benar, si ibulah yang memulai kebiasaan mencabuti rambut. Saat melihat ada sehelai rambut agak tebal dan keriting di ubun-ubun, si ibu berkata, "Sini nak, Mama cabuti rambutmu. Ada yang keriting, jelek." Di mata si ibu seperti rambut kemaluan, sehingga harus dicabut. Satu terlihat dan dicabut, ia lalu mencari rambut sejenis lainnya.

Sejak mendengar kata "keriting" dan "jelek" dari sang ibu, Bunga yang tidak mau terlihat jelek itu menjadi terobsesi untuk mencabuti rambutnya. Hal itu dilakukan terutama di sekolah pada jam istirahat, ketika dia menyadari dirinya sendirian tanpa teman. Bunga sadar dan malu kepalanya menjadi botak, "Tapi kata Mama jelek kalau rambutku ada yang keriting," ungkapnya berkali-kali.

Perilaku "aneh" yang ditunjukkan Bunga ternyata juga berawal dari kata-kata sang ibu sendiri. "Saya memang sering bilang 'kamu ini aneh', karena tidak suka tampil seperti anak perempuan, sukanya pakai celana dan kaos," ungkap sang ibu. "Apakah ibu juga sering berkata, kalau Bunga aneh nanti teman-teman tidak suka, karena terlihat berbeda?" Jawabnya adalah "Iya, saya sering bilang begitu."

Bahkan ibu tiga anak ini menjelaskan bahwa, "Sebenarnya saya juga sering bilang dia itu bodoh, bego, tolol. Karena saya tidak sabar membantu dia belajar. Kalau adiknya gampang sekali diajari." Dan terjadilah seperti perkataan ibunya; ibarat sabda pandita ratu apa yang disabdakan sang ibu menjadi perintah bagi bawah sadar anak.

Singkat kata, Bunga tumbuh menjadi anak yang aneh, bodoh/bego/tolol, merasa rambutnya keriting dan jelek sehingga harus dicabuti (padahal rambutnya ikal), semata karena tunduk dan patuh terhadap ucapan ibunya. Semua kata-kata ibunya dia perhatikan, dia percaya, dia ikuti dan wujudkan.

Tentu Bunga tidak benar-benar bodoh/bego/tolol, nyatanya dia bisa naik kelas 5 dan nilainya melewati rata-rata kelas. Dia bukan yang terbodoh di kelas. Apakah anak dengan tingkat kecerdasan intelektual di level 83 mampu mengikuti pelajaran di sekolah normal? Tentu tidak. Namun karena mendengarkan dan mengikuti kata-kata ibu, "Kamu bodoh/bego/tolol" maka pikiran bawah sadar menampilkan diri seperti yang diperintahkan ibu.

Ini persis dengan kasus lain, remaja SMA yang hasil tes IQ-nya terus merosot. Saat SD IQ-nya 130 tapi kelas 3 SMP turun jadi 100-an dan kelas 2 SMA turun tinggal 82, mengikuti tingkat kemalasan yang semakin hari semakin parah dia tunjukkan; mengikuti ucapan berulang-ulang orangtuanya: "Kamu pemalas!". Maka ketika remaja ini bertanya, "Bu, masak aku tergolong idiot?" dengan tegas saya menjawab, "Tidak!" Dia bisa berdiskusi asyik mengenai musik dan bisnis pertunjukan.

Jika demikian, apa yang bisa dilakukan? Dalam hal ini ibu harus memprogram ulang apa yang sudah tertanam di pikiran bawah sadar Bunga.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...