/data/photo/2017/10/03/1657414808.jpg)
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, dua teroris yang tewas dalam baku tembak dengan Densus 88 di Bima memegang senjata api rakitan yang tak biasa.
"Ini senjata rakitannya aneh, bisa masuk peluru macem-macem," ujar Setyo di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Setyo mengatakan, senjata tersebut bisa menampung segala jenis peluru.
Peluru kaliber 556 yang digunakan senapan laras panjang juga bisa digunakan.
Baca: Polisi Sebut Teroris di Bima Ada Kaitan Kuat dengan Kelompok Santoso
Tak hanya itu, senjata tersebut juga bisa menggunakan peluru kaliber 38 untuk revolver dan ukuran 9 mili untuk pistol.
"Pasti mereka modifikasi sendiri," kata Setyo.
Dua teroris yang tewas dalam baku tembak bernama Amir alias Dance dan Yaman. Diketahui, Amir terlibat dalam penyerangan dua polisi di Bima, September lalu.
Dua anggota Polres Bima Kota itu ditembak secara terpisah. Kedua korban adalah Bripka Jainal, anggota Sat Sabhara dan Bripka Gafur, anggota Polsek langgudu.
Mereka ditembak seusai mengantar anak mereka dari sekolah di lokasi berbeda.
Sementara itu, masih ada dua teroris lainnya yang masih dalam pengejaran. Mereka diduga melarikan diri ke dalam hutan di Gunung Mawu Rite, Bima, Nusa Tenggara Barat.
Empat orang terduga teroris terlibat baku tembak dengan Tim Densus 88 di Kecamatan Ambalawi, Bima, NTB.
No comments:
Post a Comment