
JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Dapatkah Anda membayangkan bagaimana jika Anda berkeringat bukan hanya air yang keluar dari pori-pori kulit, melainkan darah! Kedengarannya menakutkan bukan? Meskipun terdengar aneh dan menyedihkan, tetapi kasus ini menimpa seorang gadis berusia 21 tahun yang dirahasikan identitasnya.
Gadis ini mengeluh tentang keringatnya yang mengeluarkan darah. Karena terlalu malu untuk bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya, dia sampai dibiarkan terisolasi.
Sejak tiga tahun terakhir, gadis yang telah di rawat di rumah sakit itu, mengalami kondisi yang sangat langka karena dia berkeringat darah yang keluar dari wajah dan telapak tangannya. Para dokter bingung saat memeriksanya dan mereka mencoba memeriksa tanda-tanda lesi kulit pada tubuh gadis itu.
Petugas medis telah mendiagnosisnya dengan kondisi langka yang disebut "Hematohidrosis" yang diyakini hanya mempengaruhi 1 dari 10 juta orang.
Dikatakan bahwa dia dirawat dengan pengobatan beta-blocker yang secara substansial mengurangi gejalanya. Tapi di sisi lain, tidak ada obat yang tepat, karena pengobatannya tidak sepenuhnya menyembuhkan kondisinya.
Dikutip dari laman Boldsky, Sabtu (28/10/2017), tidak ada alasan khusus yang dapat memicu kondisi perdarahan spontan ini, karena bisa terjadi kapan pun, bahkan saat ia sedang tidur maupun saat melakukan aktivitas fisik.
Gadis itu mengatakan kepada tim medis, bahwa keringat darahnya akan semakin banyak jika ia mengalami stres.
Salah satu ahli hematologi mengatakan bahwa kasus ini "paling tidak biasa".
"Saya dapat mengatakan dengan jelas bahwa saya belum pernah melihat kasus seperti ini, tidak pernah. Dan saya dapat mengatakan bahwa saya telah melihat beberapa gangguan pendarahan terburuk, dan saya belum pernah melihat mereka berkeringat darah," kata Dr Michelle Sholzberg, co-direktur program Perawatan Komprehensif Hemofilia di Rumah Sakit St Michael.
Ia menegaskan, kondisi ini sangat tidak biasa. Dokter tersebut mengatakan telah terjadi 18 kasus sejak tahun 2000.
"Sebagian besar kasus aktual yang bisa saya temukan muncul dalam beberapa dekade terakhir," katanya.
Hematohidrosis tidak mematikan, namun sangat menakutkan bagi pasien yang menderita efeknya.
Wanita yang berasal dari Italia ini, telah diobati dengan propranolol, obat untuk jantung dan tekanan darah, yang telah mengurangi perdarahan namun tidak menghentikannya.
"Saya pikir orang ini memiliki cacat anatomis yang sangat aneh pada tingkat mikroskopik yang mengakibatkan gejala yang sangat tidak biasa ini," kata Sholzberg.
Dokter juga mengatakan bahwa kasus ini bukan kondisi palsu. Tesnya juga mengungkapkan bahwa jumlah darah dan fungsi pembekuan darahnya normal karena analisis kulitnya saat pendarahan terjadi, tidak ada yang tidak biasa. Bahkan, tes darahnya mengungkapkan bahwa tidak ada masalah koagulasi atau masalah lain yang dia derita.
No comments:
Post a Comment