JAKARTA - Berkuliah di luar negeri merupakan keinginan sebagian besar siswa maupun mahasiswa di Indonesia. Sebab, bukan hanya bergengsi, kuliah di luar negeri juga merupakan suatu prestasi prestisius dan mampu memberikan peluang karier yang lebih besar ketika lulus nanti.
Namun tentunya, demi meraih itu semua diperlukan strategi dan trik khusus. Seperti yang dilakukan salah satu alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Georgi Ferdwindra Putra yang kuliah di University of California (UC) Berkeley dengan beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).
BERITA REKOMENDASI
Hebatnya, ia tak hanya kuliah di luar negeri melalui beasiswa saja. Tetapi mantan mahasiswa angkatan 2012 itu juga kuliah di empat universitas ternama dunia yakni New York University (NYU), Brown University, University of Florida dan Stanford University di waktu bersamaan.
(Foto: Dok ITS)
Apa sih triknya? Berikut paparannya seperti dilansir dari laman ITS, Rabu (4/10/2017).
Kenali kebutuhan target
Menurut Georgi, berbagai jenis beasiswa yang ditawarkan memiliki kriteria tertentu. Itulah yang mesti diperhatikan. Jangan hanya terpaku pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) semata. Namun, lebih kepada informasi personalmu seperti tentang siapa kamu, tujuan hidup, dan apa yang bisa kamu berikan pada mereka (universitas atau pemberi beasiswa).
Jangan takut beda
Pelabelan orang aneh atau berbeda tak jarang membuat minder. Tetapi tidak bagi Georgi. Ia mengaku bangga menjadi aneh dan berbeda. Bagi dia, pelabelan aneh dan berbeda justru membuat dia bersemangat dalam mengejar mimpinya yang berbeda dengan mimpi orang-orang kebanyakan. Intinya adalah mengejar mimpi.
"Justru ketika mimpimu belum sampai pada titik di mana orang-orang meragukanmu, kamu harus bertanya kembali pada dirimu, sudah cukup besarkah mimpi saya?" katanya.
Petakan hidup
Bukan hanya konsisten terhadap mimpi. Memetakan hidup penting untuk menjagamu tetap di jalur menuju mimpimu. Sebab, yang namanya mahasiswa tentunya banyak dorongan untuk terjun ke berbagai aktivitas. Oleh sebab itu diperlukan ketegasan agar bisa meraih mimpi itu.
"Berhasil atau gagal, everything depends on me. Semua bergantung pada diri saya sendiri," katanya tegas.
Perkuat personal statement dengan 'rayuan'
Personal statement merupakan esai singkat yang biasanya menjadi salah satu syarat melamar beasiswa. Ini juga yang menjadi penenti penawar beasiswa untuk menerima kamu sebagai kandidatnya. Georgi mengatakan, menulis personal statement membutuhkan kelihaian. Oleh sebab itu, perkuatlah personal statement dengan menunjukkan kualitas diri dengan jujur dan membuat tulisan itu meyakinkan orang yang membaca.
Jangan membatasi diri
Salah satu kendala untuk berkuliah di luar negeri umumnya karena bahasa dan kemandirian. Keterbatasan inilah yang kadang membuat enggan untuk membuat keputusan yang berani. Mantan mahasiswa berprestasi tersebut mengatakan, batasan itulah yang mesti didobrak. Bahkan, ia menyebut membatasi diri merupakan momok utama. Dengan demikian, ia mengajak para anak muda untuk berani melampaui batasan diri yang secara tak sadar kita buat. Sebab, kata dia, itulah yang dapat membuat seseorang naik ke level berikutnya.
Bagaimana, kamu setuju?
(sus)
No comments:
Post a Comment