Sunday, October 29, 2017

#KlipingPR Pesawat Susi Air Jatuh di Lapangan Tembak TNI Bandung Barat

29 Oktober 2007 Harian Umum Pikiran Rakyat memuat laporan jatuhnya pesawat Diamond Star DA-40 di Cipatat Kabupaten Bandung Barat sehari sebelumnya. Kisah jatuhnya pesawat mungil Susi Air di Pusat Pendidikan Infanteri TNI, yang menghentikan proses latihan para tentara.

"Jangan nembak dulu…, jangan nembak dulu!"

Begitu teriakan Elan Kaelani (28) dari dalam pesawat sejadi-jadinya. Teriakan itu ditujukan kepada sejumlah tentara yang sedang latihan menembak di lapangan sepanjang 600 meter Pusdikif TNI.

Brak! Moncong pesawat itu menabrak papan sasaran dan kemudian tersungkur di ujung lapangan tersebut. Dua dari tiga rodanya patah karena menghantam tanah yang tak rata. Untunglah, pilot dan dua penumpang pesawat selamat.

"Sebenarnya, sebelum mendarat darurat pesawat sempat berputar-putar di sekitar wilayah ini. Soalnya kami sudah merasa ada yang tidak beres. Ketika tiba-tiba mesin mati, kami putuskan untuk melakukan pendaratan darurat," kata Elan, seperti dituturkan seorang bintara di kesatrian itu.

Menurut Elan, pesawat itu bertolak dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma Jakarta menuju Lapangan Udara Nusawiru Pangandaran. Pesawat bernomor PK-VVL itu ditumpangi tiga orang. Selain Elan, ada pilot berkebangsaan New Zealand Strunan Robertson dan Rudy Susanto warga Depok.

Sejumlah saksi mata mengatakan, pesawat itu mengitari Cipatat beberapa kali. Hingga akhirnya tersungkur di lapangan tembak.

"Saat kejadian saya sedang berada di kebun. Semula, enggak ada yang aneh. Tetapi lama-kelamaan, pesawat itu terbang semakin rendah. Saya enggak bisa melihat apa yang selanjutnya terjadi karena pandangan saya terhalang. Tidak ada suara ledakan. Beberapa menit kemudian, barulah tersiar kabar ada pesawat mendarat darurat," ujar Dani.

Pesawat sempat ada kontak dengan menara kontrol Lanud Husein Sastranegara. Hal itu dikonfirmasi Kepala Lanud Husein Sastranegara Iman Sudrajat melalui Kepala Penerangan dan Kepustakaan Yuto Nugroho.

"Pesawat melakukan kontak terakhir pukul 12.55 WIB. Saat itu pilot menyerukan kalau mesin mengalami kerusakan dan mati di udara," katanya. Ketika putus kontak, personel TNI AU Lanud Husein segera mencari lokasi pesawat tersebut. "Pukul 13.00 WIB kabar mendaratnya pesawat tersebut di lapangan tembak Pusdikif masuk dan dipastikan semua penumpang selamat," ujarnya.

Pesawat nonkomersil

Presiden Direktur Susi Air, Susi Pudjiastuti menyatakan, pendaratan darurat dilakukan untuk menghindari kecelakaan lebih parah. Ia yang kini menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan itu menyatakan, penerbangan tersebut untuk keperluan pribadi dua pekerjanya, Eland an Rudy.

"Di tengah penerbangan, terdengar suara yang asing atau aneh dari mesin pesawat. Karena khawatir terjadi sesuatu hal, pilot memutuskan untuk turun secara darurat di Cipatat, yang dianggap paling aman," kata Susi.

Ia menuturkan, pesawat pabrikan Austria 2006 itu bukan pesawat komersial. Melainkan digunakan untuk kegiatan internal perusahaannya. Selain mengantar-jemput karyawan dan keluarga Susi Pudjiastuti, pesawat berbahan com posite fiber ini digunakan untuk melatih pilot baru.

"Ini pesawat bermesin diesel dan terbilang modern. Bahan bakarnya avtur. Memang agak rewel mesinnya,"ujar dia.***

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...