PROKAL.CO, BANJARMASIN -Lapangan Open Space Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin menguning. Pasalnya, hari itu (5/9), kampus negeri tertua di Kalimantan Selatan ini sedang mengadakan ospek bagi mahasiswa baru tahun 2017.
Namun, penamaan ospek dianggap mempunyai image yang buruk. Hasilnya, kampus-kampus di Indonesia serentak mengubah nama menjadi Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB). Termasuk, Universitas Lambung Mangkurat.
Andre Yadi, Ketua Pelaksana PKKMB dari FISIP ULM Banjarmasin memaparkan, pergantian nama kegiatan orientasi kampus yang satu ini juga berbarengan dengan semangat untuk mengubah isi kegiatan itu sendiri.
"Maksudnya, kalau dulu kita sering menemui perploncoan bagi mahasiswa baru, bentak-bentakan, sampai membawa barang-barang yang nggak jelas," jelasnya. Sekarang, Andre memastikan tak bakal lagi ospek menjadi menyeramkan bagi para mahasiswa baru.
Pernyataan Andre ia buktikan dengan isi-isi materi yang ada dalam agenda PKKMB 2017. "Dalam agenda, mahasiswa baru diberikan waktu 5 hari untuk menjalani kegiatan orientasi. Dua hari di Universitas, dua harinya lagi di fakultas," paparnya.
Dalam agenda tersebut, mahasiswa baru lebih banyak mendapatkan materi mengenai hal-hal penting seperti pemahaman tentang Narkoba, memahami toleransi, pengenalan budaya akademik kampus, sampai pengenalan organisasi-organisasi yang ada di universitas dan fakultas. "Nah, kalau hari ini, pengenalan organisasi kampus," kata dia memaksudkan acara yang sedang berlangsung di ruang terbuka ULM tersebut.
Jubaidah, mahasiswi baru ULM jurusan Ilmu Komunikasi awalnya tak mengira bahwa kegiatan orientasi kampus yang bakal ia jalani dilalui dengan menyenangkan. "Selama aku ikut ini, nggak pernah diplonco atau dibentak, nggak pernah juga disuruh membawa yang aneh-aneh," ujarnya.
Hari pertama pergi ke kampus, ia mengira awalnya bakal menyeramkan. "Di rumah sudah gugup duluan," ujarnya. Namun, alih-alih dibentak, ia malah mendapati kegiatan PKKMB terasa mengasyikkan.
Namun, hanya karena kegiatan ini dilalui dengan menyenangkan, bukan berarti mereka tidak mendapatkan materi tentang etika dan kedisiplinan. "Kalau kami memang salah, kami dihukum dengan wajar. Seperti disuruh mengerjakan tugas," ungkapnya. (mr-149)
No comments:
Post a Comment