FAJAR.CO.ID, BALIKPAPAN – Peredaran uang palsu (upal) kembali marak. Kali ini upal pecahan baru 100 ribu telah banyak beredar. Padahal uang pecahan baru tersebut baru diluncurkan Desember 2016 lalu oleh Bank Indonesia. Sejumlah pedagang kecil yang berlokasi di daerah Kariangau, Balikpapan Barat, mendapatkan upal dari orang yang bermodus dengan cara berpura-pura membeli barang dagangan korban. Aksinya tersebut dilakukan pada malam hari, dan barang yang dibelipun dengan harga murah.
"Yang ada kami dapat laporan dari masyarakat ada tiga warung yang mendapatkan pembayaran dengan uang palsu pecahan 100 ribu, kemudian mendapatkan kembalian dengan uang yang asli," ujar Lurah Kariangau, Mardanus, kemarin.
Selain itu, dari laporan yang diterimanya ada sejumlah warung yang sempat mendapatkan upaya peredaran upal, namun gagal lantaran pemilik warung jeli dan teliti melihat keaslian uang tersebut. "Saya juga sudah ngecek ke pedagang yang mendapat upal, itu kertasnya dia lebih halus dan lebih cerah," tuturnya.
Pihaknya sendiri telah melaporkan kejadian tersebut ke Bhabinkamtibmas Kelurahan Kariangau, untuk dilakukan penelusuran terhadap orang yang diduga melakukan peredaraan upal. Informasi dari warga ciri-ciri pelaku pengedar upal yaitu, dua orang berboncengan sepeda motor matik model lama warna biru putih. Seorang pelaku berbadan gempal dengan warna kulit gelap sementara satunya berbadan kurus.
Salah satu pemilik toko, Samsul, yang sempat mendapatkan pembayaran dengan upal mengatakan, sudah ada lima warga yang datang dan membayarkan uang setelah dicek ternyata palsu. "Sudah ada lima warga pas mau bayar ternyata uangnya palsu. Saya yakin mereka juga korban, karena mereka pemilik warung juga," timpalnya.
Oleh karenanya, untuk mengantisipasi di tokonya disediakan alat pendeteksi upal untuk mengecek keaslian uang yang diterima dari para pembeli. Warga berharap para pelaku pengedar upal dapat segera ditangkap, karena sangat meresahkan masyarakat. Dari keterangan warga lainnya, pelaku biasa berbelanja pada malam hari dengan membeli es batu atau bensin.
"Kemarin itu yang kena di warung sana, ada yang beli es batu ada juga beli bensin, bayarnya pakai upal itu," ucap salah seorang warga.
Untuk mengetahui uang yang diterima palsu atau asli, ada lima langkah untuk mengecek keaslian uang pecahan yang baru bereda, menurut Bank Indonesia yaitu, dapat dilihat dengan bantuan kaca pembesar. Cetakan terasa kasar apabila diraba. Apabila diterawang ke arah cahaya, logo BI akan terlihat utuh (rectovero) serta gambar pahlawan pada bagian tanda air. Gambar tersembunyi dapat terlihat dari sudut pandang tertentu. Dan apabila disinari lampu ultra violet beberapa elemen baik yang tampak maupun tidak tampak akan terlihat memendar. (pri/war)
