
Liputan6.com, Jakarta Yakin kamu sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar? Baik dan benar dalam hal ini adalah baik secara struktur dan gramatika, serta benar dalam hal konteks penggunaan. Kalau kamu menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, kamu akan tahu kapan akan menggunakan bahasa seperti apa ketika berada di dalam kelas, di dalam seminar, atau ketika berhadapan dengan seorang tukang bakso.
Nah, kamu sudah yakin kamu tahu dan mengerti bahasa kamu sendiri? Sebelum berjemawa, ada baiknya kamu cek dulu enam kesalahkaprahan yang sering terjadi dalam berbahasa berikut.
1. Jemaah
Kata "jemaah" banyak muncul ketika musim haji tiba. Dalam judul sebuah media online, misalnya, tertulis "16 Ribu Jemaah Haji Indonesia Laksanakan Tarwiyah di Mina". "Jemaah" bermakna 'kumpulan atau rombongan orang beribadah'.
Jadi kalau tertulis "16 ribu jemaah", bermakna ada 16 ribu kelompok/kumpulan/rombongan yang beribadah haji. Banyak sekali, bukan? Padahal, yang dimaksudkan dalam tulisan itu adalah 16 ribu calon haji. Jadi, judul "16 Ribu Anggota Jemaah Haji Indonesia Laksanakan Tarwiyah di Mina" tampaknya lebih tepat.
2. Garang – gahar
Sekilas, garang dan gahar memiliki makna yang berdekatan, yakni berhubungan dengan sesuai yang seram dan galak. Eits, jangan salah sangka dulu. Dalam KBBI, "garang" bermakna 'pemarah lagi bengis; galak; ganas'. Adapun, gahar bermakna 'gosok kuat-kuat', dan "menggahar" bermakna 'menggosok kuat-kuat supaya bersih'. Nah, berbeda sangat jauh, kan?
3. Meregang nyawa belum mati
Kesalahan yang satu ini tampaknya sudah "mendarah daging" digunakan dalam media massa kita. Banyak yang mengira mati, meninggal, dan tewas bersinonim dengan meregang nyawa. Mari kita perhatikan kutipan berikut, "Terlibat adu jotos, seorang bocah SD asal Sukabumi meregang nyawa di tangan temannya". Apa itu meregang nyawa?
Menurut KBBI, "meregang nyawa" adalah 'hampir/menjelang mati' alias 'sekarat'. Jadi, dalam kutipan tersebut harus dipastikan dulu, apakah si bocah meregang nyawa (sekarat) atau sampai meninggal dunia. Apakah orang yang meregang nyawa pasti meninggal? Tidak selalu.
4. Acuh
Kata "acuh" juga sering dipakai dalam pengertian yang terbalik. "Acuh" sebenarnya bermakna 'peduli; mengindahkan'. Kebalikannya adalah cuek atau masa bodoh atau acuh tak acuh. Dalam pemakaian sehari-hari, termasuk dalam lirik lagu, sering kita dapati kata acuh dipakai dalam arti sebaliknya. Misalnya dalam salah satu petikan lagu milik band D'Massive: "Kau menolakku, acuhkan diriku". Lirik ini menjadi aneh karena menolak, tapi malah mengacuhkan (peduli). Aneh bukan?
No comments:
Post a Comment