Sekarang ini seperti ada tren untuk menyingkirkan gluten dari bahan pangan kita, seakan gluten membuat kita sakit, lelah, atau lemas. Tapi, dugaan itu tidak ada dasarnya.
Kebanyakan orang belum memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui apakah mereka memang mengidap penyakit celiac atau alregi terhadap gandum, tapi sudah langsung begitu saja mengaku peka terhadap gluten.
Beberapa situs berita telah menyataka bahwa penelitian membuktikan adanya intoleransi terhadap gluten, padahal penelitian yang dimaksud tidak melakukan hal itu.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ada sejumlah orang yang tidak positif alergi gandum atau berpenyakit celiac tapi mengaku memiliki gejala-gejalanya ketika menyantap gluten. Padahal ada banyak faktor lain yang ikut ambil bagian.
Banyak orang percaya bahwa gluten itu buruk bagi semua orang, walaupun tidak benar demikian. Jadi, secara psikologis mereka meyakinkan tubuhnya bahwa gluten itu buruk dan membuat diri mereka sakit.
Para dokter juga telah menduga bahwa sindrom iritasi BAB (irritable bowel syndrome, IBS) mungkin terlibat dalam hal ini. Berdasarkan penelitian pada orang yang mengaku intoleran terhadap gluten, ketahuan bahwa gluten bukan menjadi biang keladi jika dibandingkan dengan placebo.
Menurut para peneliti, gandum dan beberapa makanan lain memang bisa membawa masalah perut pada pengidap IBS, tapi mereka memang peka terhadap segalanya walaupun gluten bukan biang keladinya.
Jika merasa ada masalah dengan gluten, dianjurkan untuk pertama-tema mendapatkan diagnosis resmi karena ada banyak zat bukan gluten yang menyebabkan gejala-gejala.
Jangan sampai kita menunda diagnosis yang sepatutnya karena merasa sudah menyelesaikan sendiri masalahnya.
Kenyataannya, banyak orang yang mengaku peka terhadap gluten memang punya masalah perut secara umum.
No comments:
Post a Comment