Saturday, August 5, 2017

Satire, Birgaldo Sinaga: 'Ciuman Memabukkan ala Hary Tanoe'

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Penulis yang juga aktivis Birgaldo Sinaga mengomentari dengan nada satire soal rencana Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019.

"Bagaimana dengan ciuman ala dagang Hary Tanoe? Apakah akan memabukkan Pak De Jokowi? Emang Pak De itu penyuka Diana Nasution ya.. Kau datang dan pergi sesuka hatimu...wow..sakitnya hati..bencinya hati..padamu...sakitnya hati ini sayang..tapi aku rindu...bencinya hati ini sayang... tapi rindu.....," kata Brigaldo.

"Ingat Pak De itu Metallica...Jangan sampai tiga kali kau sakiti hatinya...tiada maaf bagimu...hahaha," tandas pendukung Presiden Jokowi dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok itu.

Berikut tulisan lengkap Birgaldo soal rencana Hary Tanoe dukung Jokowi, dikutip dari akun Facebooknya, Jumat (4/8/2017).

"Ciuman Memabukkan ala Hary Tanoe"

Saya sesekali suka menyendiri. Menyendiri dari hiruk pikuk dunia yang saban hari bikin mules.  Untuk bisa menyendiri,  kesendirian itu penting. Isolasi diri salah satu cara untuk menyendiri. Misalnya kita duduk di teras rumah atau diam dalam kamar.  Sekeliling kita hanya perabot berbatas tembok. Tentu smardphone dan televisi harus dienyahkan.  Apalah artinya diam dalam keheningan jika smardphone dalam genggaman.  Dunia itu sekecil smardphone.  Disanalah hiruk pikuk terjadi. 

Saat menjauh dari smartphone atau media televisi, tidak ada peristiwa aneh yang kita lihat seperti menyaksikan seorang pria dibakar karena diduga maling ampli mesjid.  Tidak ada kita dengar orang aneh tersesat dijalan yang melingkar seperti Habiburochman yang lucunya malah bangga sama kedunguannya. (Emoji).

Atau yang lebih lucu lagi kita tidak mendengar Haru Tanoe setelah berakrobat ria menghajar Jokowi akhirnya jatuh dipangkuan Jokowi juga akhirnya. Bayangkan wajahnya yang putih bersih itu ngejelekin Jokowi tiap hari tiba-tiba berbalik sambil melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Jokowi.  Babe.. Love u full deh... Wadaww.... Lupakan yang dolo.. Kita songsong masa depan bersama demi kejayaan Indonesia ya beibeh.. (Emoji). Ente kira Pak De bisa mabuk kena ciuman ala teori dagangmu.  Semprull ..  Hihihi.

Berada dalam radius terkoneksi informasi kita suka tidak suka mau tidak mau akan menerima getir, satir,  miris,   bloon atau kelucuan tak bertepi.  Bayangkan dalam sehari ada peristiwa tragis,  bloon tak bertepi dan lucu tak berkira.  Apa gak bikin mules bikin perut melilit. 

Nah,  soal lucu-lucuan bin smard saya punya cerita.  Cerita ini saat saya pergi ke Papua tepatnya Tolikara,  seminggu selepas kerusuhan Tolikara pas Idul Fitri 2015. Saya pergi ke Tolikara hendak mencari tahu apa sesungguhnya yang terjadi di sana. 

Selepas pesawat berbaling-baling Trigana Jayapura-Wamena mendarat pukul 12.30 Waktu Papua, saya makan siang bersama Pak Joisak seorang fotographer humas Pemda Tolikara. Saya menawarkan makan siang karena kebaikan hatinya mau memotret saya saat saya sedang di tawarkan suvenir oleh seorang pria tua. Kami makan siang di warung makan persis di samping Polsek Bandara Wamena. 

Bandara Wamena saat itu menyedihkan.  Mirip kandang hewan sesungguhnya karena hanya berpagar kawat besi warna hijau.  Hewan ternak juga sering hilir mudik.  Bersyukurlah di pemerintahan Jokowi,  Bandara Wamena akhirnya bisa berdiri megah. Tidak kalah dengan Bandara kota besar lainnya seperti Makassar atau Medan. 

Kantin sebelah Polsek itu menawarkan menu sederhana.  Ada ikan tongkol goreng sambel  dan ayam goreng. Saya pesan ikan tongkol goreng campur sayur.  Sambil menikmati makan siang tetiba  seorang Pak Tua berkulit hitam legam mendekatiku. Ia memberi dua jempol sambil tersenyum lebar menatapku. Tiba tiba dia memegang tanganku, menjabatnya erat, lalu tertawa. Pak Tua ini tidak bisa berbahasa indonesia.

Saya menawarkan Ia makan siang.  Ia masih menolak dengan bahasa isyarat sambil menunjuk perutnya.  Entah apa maksudnya.  Tanpa ba bi bu,  Pak Tua lalu memijat tanganku, lalu memeluk dan mencium pipiku. Mencium dari belakang sambil melingkarkan tangannya ke leherku. Lalu dia tertawa sambil mengacungkan dua jempolnya. Giginya yang ompong menambah lucu bentuk wajahnya yang berahang menonjol

Dua kali dia mendatangiku, lalu memijat tangan dan badanku. Tidak lama hanya lima menit saja. Diakhiri ciuman dan pelukan hangat dan rasa persaudaraan. Tangannya terasa dingin dan kasar. Telapak tangannya seperti kulit kayu. 

Aku menawarkan makan siang lagi kepadanya. " Bapak sudah makan?" ajakku. Pak tua itu tersenyum lebar sambil  memberi dua jempolnya lagi. "Auhayea..hihageyeo..ye toh", ujarnya sambil tertawa lebar.

Joisak menterjemahkan kata-kata Pak Tua. "Pak Tua itu sedang sakit. Lagi rematik. Jadi dia tidak mau makan atau minum. Itu artinya dia berharap dapat duit", ujar Joisak.

Aku mengerti sekarang. Pak Tua sedang mengamalkan ilmu mahaguru marketing Indonesia Prof. Hermawan Kertawijaya. Menurut Hermawan, penjual yang baik itu sesungguhnya bukan menjual produknya melainkan menjual dirinya. Menjual kepercayaan. Begitu mendapat rasa percaya maka konsumen akan memberi lebih dari yang anda harapkan. Kira kira begitu menurut Hermawan.

Ya ... Pak Tua ini memang cerdik, ciumannya melumpuhkanku. Bukan karena hangat bibirnya yang lebar itu yang mirip bibir si sexy Angelina Jolie, namun karena aromanya yang memabukkan. Sungguh....benar benar memabukkan. Ketika mabuk..maka kesadaran akan hilang. Ujungnya dua lembar lima puluh ribu berpindah tangan. 

Bagaimana dengan ciuman ala dagang Hary Tanoe? Apakah akan memabukkan Pak De Jokowi? Emang Pak De itu penyuka Diana Nasution ya.. Kau datang dan pergi sesuka hatimu...wow..sakitnya hati..bencinya hati..padamu...sakitnya hati ini sayang..tapi aku rindu...bencinya hati ini sayang... tapi rindu.....

Ingat Pak De itu Metallica...Jangan sampai tiga kali kau sakiti hatinya...tiada maaf bagimu...hahaha

Begitulah kumur-kumur

Salam memabukkan

Birgaldo Sinaga

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...