
JASA cuci mobil atau cuci film, biasa terdengar. Tapi cuci alat vital, mana pulak itu? Pekerjaan aneh-aneh itu dijalani Juwanto, 45, dari Lampung. Mengasyikkan memang. Tapi lantaran ujung-ujungnya henya kedok untuk cabuli pasien, dukun porno itu ditangkap polisi berkat laporan suami salah satu korbannya.
Ketika peluang kerja makin susah, orang pun banyak menciptakan peluang jasa yang lain. Maka ada jasa cuci helm, cuci karpet, cuci mobil, sampai cuci gudang. Tapi paling dimusuhi orang adalah cuci tangan, karena itu bukti orang tidak bertanggungjawab pada perbuatannya.
Namun yang dilakukan Juwanto warga Kecamatan Tulangbawang Tengah, Tulangbawang Barat, Lampung; ini sungguh aneh bin ajaib. Mana bisa, bergerak dalam bidang jasa kok urusannya soal mencuci kelamin wanita. Lha siapa yang mau dicuci asetnya, pakai apa pula. Diterjen atau sabun colek, apa abu gosok, biar terasa ngeres begitu.
Boleh percaya boleh tidak, tapi demikianlah cara Juwanto mencari rejeki yang tidak halal. Bagi dia memang mengasyikkan, di samping dapat uang, juga bisa mengetahui "asset" milik orang lain. Padahal Menteri Keuangan sendiri, paling berani mengintip rekening nasabah minimal berisi Rp 200 juta.
Kisah ini dimulai ketika Ny. Sarmini, 30, menderita sakit tak kunjung sembuh. Suaminya kemudian membawa istrinya ke paranormal Juwanto. Setelah "mengheningkan cipta" barang sejenak, dukun Juwanto lalu menyilakan suaminya menunggu di luaran dulu, sementara Bung Juwanto sibuk mencuci alat vital Ny, Sarmini dengan penuh penghayatan.
Gara-gara ini, Sarmini jadi rugi luar dalam. Sudah kena makan uangnya, masih juga diobok-obok kehormatannya. Awalnya hanya dipijit-pijit biasa, tapi setelah naik spaning, di kala pasien Ny. Sarmini itu terlena, tahu-tahu dia nangkring di tubuh wanita itu. Awalnya Sarmini diam saja, dengan alasan siapa tahu ritual itu membawa hasil.
Ternyata sudah 3 bulan berobat pada dukun Juwanto, tapi tak ada kemajuan. Dia lalu curiga bahwa itu sekedar akal bulus untuk menggoda wanita. Diam-diam Sarmini lapor polisi dan Juwanto ditangkap. Dalam pemeriksaan dia merasa dapat mainan baru.
Tapi pasien yang kalangkabut, Mas. (JPNN/Gunarso TS)
No comments:
Post a Comment