Tuesday, August 15, 2017

Apa Hubungan antara Istri Joya, Rp400 Juta, DPR, dan Koruptor?

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Beberapa hari lalu berita tentang istri Joya, Siti Zubaidah, mengembalikan uang Rp400 juta untuk di-infaq-kan kembali ke Infaq Dakwah Center (IDC) untuk membantu anak-anak yatim.
 
Uang itu merupakan hasil dari penggalangan dana yang dilakukan oleh IDC yang sedianya akan dialokasikan untuk membelikan rumah senilai Rp251.582.000 untuk Siti Zubaidah (25).

Seperti diketahui, Joya atau yang bernama lengkap Muhammad Alzahra adalah orang yang dikeroyok, dianiaya, lalu disiram bensin, dan dibakar oleh massa, karena dituduh mencuri amplifier milik Musala Al Hidayah, Kampung Muara Bakti, RT 12/RW 07, Desa Urip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
 
Dana itu terkumpul Rp651.582.000. Sementara, rumah yang sedianya akan dibeli untuk Siti Zubaidah seharga Rp251.582.000, maka sisanya Rp400 juta.

Sisa uang itu dikembalikan kepada pihak IDC. Hal itu membuat banyak orang memujinya, dan menilai dirinya memiliki sifat dan akhlak yang mulia, serta memiliki jiwa sosial yang perlu diteladani.
 
Lalu, apa yang pantas kita kemukakan di sini? Kepemilikan hati yang mulia seperti Siti Zubaidah untuk saat ini sudah sangat langka. Itu juga mengekspresikan hati dan  jiwa agung serta mulianya seorang janda miskin.

Seorang janda yang baru kehilangan seorang suami yang diperlakukan seperti seekor hewan sekalipun, masih memikirkan orang lain, yaitu anak-anak yatim yang dirasakan masih lebih membutuhkan uang.
 
Kalau dipikir, uang sisa yang dikembalikan itu masih sangat wajar untuk diterimanya, karena pemberian orang itu memang untuk dirinya. Selain itu, orang yang memberinya pun diyakini melakukannya dengan sangat ikhlas.

Lagi pula, kebutuhan hidupnya sendiri setelah ditinggal sang suami pasti banyak, di mana dia akan dan harus membesarkan keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya tanpa bantuan suami lagi.

Lalu, bagaimana jika masalah ini diperlebar ke hal lain yang mungkin berbeda, tetapi dapat kita sinkronkan alam pemikiran dan perasaan kita? Apa itu?
 
Pertama, para anggota DPR yang belakangan ini berencana memiliki gedung baru dengan aneka banyak alasan, mulai dari ruangan kerja yang dirasakan sempit, juga katanya, karena gedung wakil rakyat itu sudah mulai miring konstruksinya, dan lain sebagainya.
 
Ironisnya, bukan hanya mereka ingin punya gedung baru, tetapi juga ingin punya apartemen baru. Bahkan, supaya terlihat keren dan berwibawa, mereka minta juga dibangunkan kolam renang dan fasilitas spa. Hanya saja mereka tidak minta ruangan salon ekesklusif untuk luluran, hehehe.

Bukankah para anggota DPR itu sudah punya segalanya? Materi lebih dari cukup, sehingga mereka bukannya meminta yang aneh-aneh untuk memoles citra diri di DPR, tetapi seharusnya ikut menyumbang ibu janda miskin yang sedang bersedih ditinggalkan sang suami tercinta secara sangat sadis itu.
 
Ibu janda Siti Zubaidah yang masih memiliki banyak sekali kebutuhan saja, masih memikirkan nasib anak-anak yatim. Sehingga, dana Rp400 juta yang sebenarnya sudah menjadi miliknya itu pun diberikan kepada anak-anak yatim.
 
Aneh bin ajaib, janda miskin yang sedang hanyut dalam kesedihan saja masih memikirkan nasib anak-anak yatim. Masak sih, para anggota DPR tidak melihat hal-hal seperti itu? Jangan-jangan ada anggota DPR yang tidak tahu apa itu anak yatim-piatu dan para janda. Lebih ngeri lagi kalau begitu.

Lalu bagaimana kalau kita bawa persoalan ini ke ranah yang lebih luas? Ke ranah koruptor, misalnya. Yah, ini lebih gawat. Jangankan memikirkan anak yatim-piatu dan para janda yang miskin, malah mungkin uang Rp400 juta itu akan dikorupsi. Gawat…

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...