Thursday, July 13, 2017

MOPD Diminta Bebas Perpeloncoan

Foto: Okezone

Foto: Okezone

TEMANGGUNG, suaramerdeka.com - Sekolah-sekolah di Kabupaten Temanggung yang sebentar lagi akan mengadakan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) atau dahulu disebut Masa Orientasi Sekolah (MOS), diminta untuk selektif dalam menyelenggarakan kegiatan bagi para siswa barunya tersebut. Yakni, agar MOPD itu bebas dari praktik perpeloncoan atau gojlokan yang dilakukan oleh kakak-kakak kelas yang menjadi panitia pelaksana kegiatan tersebut, kepada adik-adik baru mereka. Praktik seperti itu juga dinilai tidak akan memberikan banyak manfaat untuk pembentukan karakter peserta didik baru.

Permintaan tersebut disampaikan Dewan Pendidikan, melalaui sekretarisnya, Zainal Faizin, di kantornya, kemarin. Menurutnya, Dewan Pendidikan berharap seluruh sekolah tidak kembali menerapkan pola-pola lama MOPD, yang identik dengan praktik perpeloncoan. "Hal tersebut hanya akan memberikan manfaat yang minim bagi peserta didik baru, mengingat di dalamnya kerap mengandung unsur penempaan fisik, gojlokan, pembentakan, dan betuk-bentuk lainnya, seperti pengenaan atribut nyeleneh sehingga dianggap sebagai sebuah momok," ujarnya.

Diungkapkannya, pelaksanaan MOPD seperti itu, selama ini hanya akan memberikan sedikit manfaat, terutama membentuk karakter siswa baru tidak pemalu. Namun, manfaat itu belum cukup guna mencapai tujuan awal dari penyelenggaraan kegiatan MOPD sendiri.

Dengan pertimbangan itulah, katanya, pihaknya melarang keras praktik-praktik perpeloncoan di seluruh sekolah yang ada di Kabupaten Temanggung. Apabila, MOPD seperti itu tetap nekat dilaksanakan, bukan tak mungkin justru berpotensi memunculkan mata rantai baru berupa dendam dari generasi ke generasi siswa. "Kalau siswa baru saat ini dipelonco atau diberi tugas yang aneh-aneh oleh kakak kelas mereka, bukan tidak mungkin, pada tahun mendatang ketika mereka juga menjadi panitia MOPD, juga akan melaksanakan hal yang sama, atau bahkan lebih berat kepada adik-adik kelas yang barunya," tandasnya.

Zaenal. juga mengimbau, agar dalam pelaksanaan MOPD nanti pihak sekolah bersangkutan lebih dahulu memberikan arahan-arahan koridor penyelenggaraan kepada panitia dari unsur siswa, agar tidak terjadi konflik atau benturan yang dapat menyeret kesalahpahaman antara orang tua/wali peserta didik dengan sekolah.

Ditambahkannya, sebenarnya hakikat penyelenggaraan MOPD ialah pengenalan kepada peserta didik baru kepada lingkungan sekolah. Agar mereka dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya dan pola pendidikan baru, yang merupakan jenjang lebih tinggi dari sebelumnya. "Kemudian, setelah mengikuti kegiatan MOPD hingga selesai, diharapkan mental serta karakter anak mampu terbentuk dengan baik, baik dalam sikap dan perilaku di dalam maupun di luar sekolah," jelasnya.

Zaenal mengakui, dari pengamatan di lapangan selama beberapa tahun terakhir ini pada sekolah-sekolah di Kabupaten Temanggung, praktik-praktik perpeloncoan dan gojlokan itu sudah tidak ada lagi. "Penyelenggaraan MOPD di Kabupaten Temanggung masih dalam batas-batas koridor kewajaran, dan dalam standard operasional kegiatan yang ditentukan," tuturnya.

(Henry Sofyan/CN38/SM Network)

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...