Friday, July 14, 2017

Hermansyah Dibacok, Sikap Polisi Aneh

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kasus pembacokan terhadap Hermansyah (46) ahli IT ITB sebuah peristiwa yang cukup sadis. Kasus ini terasa semakin bertambah sadis setelah beredar luas foto kedua pelaku yang duduk satu meja dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan. Dalam foto itu tampak bersama mereka Kapolres Jakarta Timur Kombes Andry Wibodo dan Kapolresta Depok Kombes Herry Heryawan. Selain itu juga meja yang dihadapi kedua pelaku terlihat suguhan teh dan makanan kecil (snack). Kedua pelaku tersebut benama Edwin Hitipeuw (37) dan Lauren Palyama (31).

Foto menohok ini menjadi viral di media sosial dan ternyata benar adanya. Dikatakan saat itu kedua pelaku tengah diperiksa langsung oleh Kapolda Metro Jaya.

Selain itu, motif tindakan pembacokan Hermansyah disebutkan pihak kepolisian ialah spontan karena pelaku dan korban saling serempetan mobil.

"Kasus pembacokan terhadap Hermansyah sebuah peristiwa yang cukup sadis. Korban dibacok hingga luka parah akibat kasus senggolan mobil di jalanan tol. Memang, berbagai peristiwa bisa saja terjadi di jalanan. Akibat hal sepele terkadang orang bisa berbuat nekat dan sadis jika ribut di jalanan. Jika mengacu tingginya angka kriminal di Jabodetabek, kasus pembacokan terhadap Hermansyah bisa saja sebuah peristiwa kriminal murni," kata ketua presidium Indo Police Watch Neta S Pane saat ditanya nusantaranews di Jakarta, Kamis (13/7/2017).

Meski demikian, Neta tak menampik motif lain dari aksi pembacokan ada kaitannya dengan kasus Habib Rizieq Shihab (HRS). Pasalnya, Hermansyah merupakan saksi ahli untuk HRS terkait skandal chat mesum yang dipersoalkan kepolisian.

"Namun jika melihat bahwa korban adalah saksi ahli untuk Habib Rizieq, bisa saja kasus ini memiliki keterkaitan. Artinya, ada pihak yang tidak suka dengan korban yang berpihak dan membela Rizieq sehingga korban menjadi sasaran. Berbagai kemungkinan itu bisa saja terjadi," jelasnya.

Untuk itu Neta menghimbau Polri perlu bekerja serius mengungkap kasus ini. Tim pembela Rizieq juga perlu melakukan investigasi apakah pembacokan itu sebuah kriminal murni atau teror terhadap saksi ahli Rizieq.

"Kuncinya tentu ada di kalangan para saksi terutama istri korban," tambahnya.

Menurutnya, terlepas dari semua itu kasus ini memang perlu diungkap dan dituntaskan Polri agar kasus serupa tidak terulang dan orang-orang tidak terlalu mudah membacok orang di jalanan hanya karena kasus sepele. Jika dicermati, lanjut dia, kasus pembacokan Hermansyah ini sebenarnya lebih gampang untuk diungkapkan dibandingkan kasus Novel (Baswedan, penyidik KPK, red). Sebab, ada saksi mata yang melihat peristiwa ini terjadi.

Untungnya polisi bisa segera mengungkap dan menangkap pelakunya. Jika kasus ini tidak terungkap akan muncul spekulasi yang akan menyudutkan Polri secara negatif. Meski demikian polisi harus tetap menggali motif pembacokan itu, apakah benar-benar spontanitas atau ada motif lain.

"Memang terasa aneh, jika seseorang spontan membacoki orang lain di jalanan hanya karena ribut soal senggolan mobil. Lebih aneh lagi Kapolda kok bisa-bisanya duduk satu meja dengan pelaku. Ada apa? Siapa sebenarnya pelaku? Apakah pelaku merupakan figur penting sehingga seorang kapolda bisa-bisanya duduk satu meja dengannya? Bukankah seorang pelaku kriminal jalanan cukup dihadapi atau diperiksa penyidik biasa. Keanehan sikap polisi ini membuat kasus pembacokan terhadap saksi ahli Habib Rizieq ini juga terasa aneh. Tapi dipastikan publik tidak bisa berharap banyak pada aparatur Polda Metro Jaya karena kasus ini sepertinya sudah selesai di aksi spontanitas pembacokan di jalanan akibat senggolan mobil," pungkasnya.

Pewarta: Eriec Dieda

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...