Saturday, June 10, 2017

Aneh Kalau PDI-P Tidak Memunculkan Calon Sendiri Kata Pengamat

Pengamat politik yang Ketua Program Studi Magister Pengetahuan Sosial Kampus Brawijaya Malang, Wawan Sobari menyampaikan, PDI Perjuangan mempunyai modal yang cukup untuk menimbulkan calon sendiri pada PilkadaJawa Timur 2018.

Menurutnya, satu diantara modal yang telah dipunyai partai pimpinan MegawatiSoekarnoputri itu yaitu banyak kepala daerah dari PDI Perjuangan di Jawa Timur yang mungkin. Seperti Wali KotaSurabaya Tri Rismaharini, BupatiBanyuwangi Abdullah Azwar Anas, serta BupatiTrenggalek Emil Elestianto Dardak.

" Untuk saya sesungguhnya PDI Perjuangan ini agak aneh bila kelak tidak mencalonkan sendiri. Mengapa? PDI Perjuangan miliki Ibu Risma, lalu PDI Perjuangan miliki Azwar Anas. Selalu lalu juga miliki sebagian bupati lain yang dari bagian branding telah bagus. Umpamanya Emil, itu kan PDI Perjuangan, " tuturnya waktu dihubungi Kompas. com, Jumat (9/6/2017).

Di bagian lain, dengan hitung politik, PDI Perjuangan di Jawa Timur juga layak diperhitungkan. PDI Perjuangan adalah partai pemenang nomor dua di Jawa Timur sesudah PKB pada Pemilu 2014 lantas dengan raihan 19 kursi di DPRD.

Modal itu menurut Wawan dapat jadikan PDI Perjuangan untuk bangun koalisi dengan partai lain di luar yang di bangun oleh PKB.

" PDI Perjuangan dari bagian kursi cukup. Dia juga mempunyai calon yang layak jual. Mengapa tidak maju sendiri serta berkoalisi dengan yang lain, " ucapnya.

Sekarang ini, PDI Perjuangan masih tetap buka pendaftaran seleksi calon. Pendaftar pertama yaitu Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Walau telah memperoleh kepastian support dari PKB, Gus Ipul masih tetap menjajaki partai lain, termasuk juga PDI Perjuangan.

Wawan menyampaikan, PDI Perjuangan tidaklah perlu cemas dengan diusungnya Gus Ipul oleh PKB. Menurutnya, sesuai sama pengalaman pilkada terlebih dulu, kantong nada PKB serta Gus Ipul yang datang dari kelompok Nahdliyin atau warga NU bisa saja pecah.

Begitu, menyatunya PKB serta Gus Ipul belum dapat disebutkan jadi kemampuan yang menguasai dalam PilkadaJawa Timur. Terlebih, Khofifah Indar Parawansa yang mempunyai basis massa NU punya potensi maju lagi dalam PilkadaJawa Timur serta memecah nada Nahdliyin.

" Serta ingat bila diikuti mulai pilkada th. 2008, lalu 2013, sempatkah kita lihat nada Nahdliyin itu solid? Tidak pernah. Untuk saya 2018 juga bakal sama. Untuk saya aneh bila PDI Perjuangan menghkawatirkan support PKB pada Gus Ipul selalu lalu buat PDI Perjuanga berhimpun, " tuturnya.Pengamat politik yang Ketua Program Studi Magister Pengetahuan Sosial Kampus Brawijaya Malang, Wawan Sobari menyampaikan, PDI Perjuangan mempunyai modal yang cukup untuk menimbulkan calon sendiri pada PilkadaJawa Timur 2018.

Menurutnya, satu diantara modal yang telah dipunyai partai pimpinan MegawatiSoekarnoputri itu yaitu banyak kepala daerah dari PDI Perjuangan di Jawa Timur yang mungkin. Seperti Wali KotaSurabaya Tri Rismaharini, BupatiBanyuwangi Abdullah Azwar Anas, serta BupatiTrenggalek Emil Elestianto Dardak.

" Untuk saya sesungguhnya PDI Perjuangan ini agak aneh bila kelak tidak mencalonkan sendiri. Mengapa? PDI Perjuangan miliki Ibu Risma, lalu PDI Perjuangan miliki Azwar Anas. Selalu lalu juga miliki sebagian bupati lain yang dari bagian branding telah bagus. Umpamanya Emil, itu kan PDI Perjuangan, " tuturnya waktu dihubungi Kompas. com, Jumat (9/6/2017).

Di bagian lain, dengan hitung politik, PDI Perjuangan di Jawa Timur juga layak diperhitungkan. PDI Perjuangan adalah partai pemenang nomor dua di Jawa Timur sesudah PKB pada Pemilu 2014 lantas dengan raihan 19 kursi di DPRD.

Modal itu menurut Wawan dapat jadikan PDI Perjuangan untuk bangun koalisi dengan partai lain di luar yang di bangun oleh PKB.

" PDI Perjuangan dari bagian kursi cukup. Dia juga mempunyai calon yang layak jual. Mengapa tidak maju sendiri serta berkoalisi dengan yang lain, " ucapnya.

Sekarang ini, PDI Perjuangan masih tetap buka pendaftaran seleksi calon. Pendaftar pertama yaitu Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Walau telah memperoleh kepastian support dari PKB, Gus Ipul masih tetap menjajaki partai lain, termasuk juga PDI Perjuangan.

Wawan menyampaikan, PDI Perjuangan tidaklah perlu cemas dengan diusungnya Gus Ipul oleh PKB. Menurutnya, sesuai sama pengalaman pilkada terlebih dulu, kantong nada PKB serta Gus Ipul yang datang dari kelompok Nahdliyin atau warga NU bisa saja pecah.

Begitu, menyatunya PKB serta Gus Ipul belum dapat disebutkan jadi kemampuan yang menguasai dalam PilkadaJawa Timur. Terlebih, Khofifah Indar Parawansa yang mempunyai basis massa NU punya potensi maju lagi dalam PilkadaJawa Timur serta memecah nada Nahdliyin.

" Serta ingat bila diikuti mulai pilkada th. 2008, lalu 2013, sempatkah kita lihat nada Nahdliyin itu solid? Tidak pernah. Untuk saya 2018 juga bakal sama. Untuk saya aneh bila PDI Perjuangan menghkawatirkan support PKB pada Gus Ipul selalu lalu buat PDI Perjuanga berhimpun, " tuturnya.Pengamat politik yang Ketua Program Studi Magister Pengetahuan Sosial Kampus Brawijaya Malang, Wawan Sobari menyampaikan, PDI Perjuangan mempunyai modal yang cukup untuk menimbulkan calon sendiri pada PilkadaJawa Timur 2018.

Menurutnya, satu diantara modal yang telah dipunyai partai pimpinan MegawatiSoekarnoputri itu yaitu banyak kepala daerah dari PDI Perjuangan di Jawa Timur yang mungkin. Seperti Wali KotaSurabaya Tri Rismaharini, BupatiBanyuwangi Abdullah Azwar Anas, serta BupatiTrenggalek Emil Elestianto Dardak.

" Untuk saya sesungguhnya PDI Perjuangan ini agak aneh bila kelak tidak mencalonkan sendiri. Mengapa? PDI Perjuangan miliki Ibu Risma, lalu PDI Perjuangan miliki Azwar Anas. Selalu lalu juga miliki sebagian bupati lain yang dari bagian branding telah bagus. Umpamanya Emil, itu kan PDI Perjuangan, " tuturnya waktu dihubungi Kompas. com, Jumat (9/6/2017).

Di bagian lain, dengan hitung politik, PDI Perjuangan di Jawa Timur juga layak diperhitungkan. PDI Perjuangan adalah partai pemenang nomor dua di Jawa Timur sesudah PKB pada Pemilu 2014 lantas dengan raihan 19 kursi di DPRD.

Modal itu menurut Wawan dapat jadikan PDI Perjuangan untuk bangun koalisi dengan partai lain di luar yang di bangun oleh PKB.

" PDI Perjuangan dari bagian kursi cukup. Dia juga mempunyai calon yang layak jual. Mengapa tidak maju sendiri serta berkoalisi dengan yang lain, " ucapnya.

Sekarang ini, PDI Perjuangan masih tetap buka pendaftaran seleksi calon. Pendaftar pertama yaitu Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Walau telah memperoleh kepastian support dari PKB, Gus Ipul masih tetap menjajaki partai lain, termasuk juga PDI Perjuangan.

Wawan menyampaikan, PDI Perjuangan tidaklah perlu cemas dengan diusungnya Gus Ipul oleh PKB. Menurutnya, sesuai sama pengalaman pilkada terlebih dulu, kantong nada PKB serta Gus Ipul yang datang dari kelompok Nahdliyin atau warga NU bisa saja pecah.

Begitu, menyatunya PKB serta Gus Ipul belum dapat disebutkan jadi kemampuan yang menguasai dalam PilkadaJawa Timur. Terlebih, Khofifah Indar Parawansa yang mempunyai basis massa NU punya potensi maju lagi dalam PilkadaJawa Timur serta memecah nada Nahdliyin.

" Serta ingat bila diikuti mulai pilkada th. 2008, lalu 2013, sempatkah kita lihat nada Nahdliyin itu solid? Tidak pernah. Untuk saya 2018 juga bakal sama. Untuk saya aneh bila PDI Perjuangan menghkawatirkan support PKB pada Gus Ipul selalu lalu buat PDI Perjuanga berhimpun, " tuturnya.Pengamat politik yang Ketua Program Studi Magister Pengetahuan Sosial Kampus Brawijaya Malang, Wawan Sobari menyampaikan, PDI Perjuangan mempunyai modal yang cukup untuk menimbulkan calon sendiri pada PilkadaJawa Timur 2018.

Menurutnya, satu diantara modal yang telah dipunyai partai pimpinan MegawatiSoekarnoputri itu yaitu banyak kepala daerah dari PDI Perjuangan di Jawa Timur yang mungkin. Seperti Wali KotaSurabaya Tri Rismaharini, BupatiBanyuwangi Abdullah Azwar Anas, serta BupatiTrenggalek Emil Elestianto Dardak.

" Untuk saya sesungguhnya PDI Perjuangan ini agak aneh bila kelak tidak mencalonkan sendiri. Mengapa? PDI Perjuangan miliki Ibu Risma, lalu PDI Perjuangan miliki Azwar Anas. Selalu lalu juga miliki sebagian bupati lain yang dari bagian branding telah bagus. Umpamanya Emil, itu kan PDI Perjuangan, " tuturnya waktu dihubungi Kompas. com, Jumat (9/6/2017).

Di bagian lain, dengan hitung politik, PDI Perjuangan di Jawa Timur juga layak diperhitungkan. PDI Perjuangan adalah partai pemenang nomor dua di Jawa Timur sesudah PKB pada Pemilu 2014 lantas dengan raihan 19 kursi di DPRD.

Modal itu menurut Wawan dapat jadikan PDI Perjuangan untuk bangun koalisi dengan partai lain di luar yang di bangun oleh PKB.

" PDI Perjuangan dari bagian kursi cukup. Dia juga mempunyai calon yang layak jual. Mengapa tidak maju sendiri serta berkoalisi dengan yang lain, " ucapnya.

Sekarang ini, PDI Perjuangan masih tetap buka pendaftaran seleksi calon. Pendaftar pertama yaitu Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Walau telah memperoleh kepastian support dari PKB, Gus Ipul masih tetap menjajaki partai lain, termasuk juga PDI Perjuangan.

Wawan menyampaikan, PDI Perjuangan tidaklah perlu cemas dengan diusungnya Gus Ipul oleh PKB. Menurutnya, sesuai sama pengalaman pilkada terlebih dulu, kantong nada PKB serta Gus Ipul yang datang dari kelompok Nahdliyin atau warga NU bisa saja pecah.

Begitu, menyatunya PKB serta Gus Ipul belum dapat disebutkan jadi kemampuan yang menguasai dalam PilkadaJawa Timur. Terlebih, Khofifah Indar Parawansa yang mempunyai basis massa NU punya potensi maju lagi dalam PilkadaJawa Timur serta memecah nada Nahdliyin.

" Serta ingat bila diikuti mulai pilkada th. 2008, lalu 2013, sempatkah kita lihat nada Nahdliyin itu solid? Tidak pernah. Untuk saya 2018 juga bakal sama. Untuk saya aneh bila PDI Perjuangan menghkawatirkan support PKB pada Gus Ipul selalu lalu buat PDI Perjuanga berhimpun, " tuturnya.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...