
Rumah orang tua AS di Kampung Ciranji RT 04 RW 05 Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Bandung Barat, dipagari garis polisi, Kamis (25/05) (EKO SETIYONO/PASUNDAN EKSPRES)
JawaPos.com -Tim Densus 88 bersama Polres Cimahi dan Polsek Sindangkerta melakukan pengembangan aksi bom bunuh diri yang terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.
Pengembangan dilakukan di rumah orang tua terduga pelaku berinisial AS (32). Tepatnya di Kampung Ciranji RT 04 RW 05 Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kamis (25/05) sekitar pukul 02.30 WIB.
Dalam pengembangan tersebut, selain memeriksa rumah, petugas kepolisian pun turut mengamankan ibu AS, yakni EN (61) untuk tes DNA. Ketua RT setempat, Zaenal Mutaqin (60) membenarkan bahwa pihak kepolisian telah mendatangi rumah orang tua AS sekitar pukul 03.00 WIB.
"Iya tadi sekitar pukul 03.00 WIB pagi ada sekitar 15 anggota polisi yang datang memeriksa rumah orang tua AS," ujarnya sebagaimana dilansir Pasundan Ekspres (Jawa Pos Grup), kemarin.
Zaenal melanjutkan, lantaran terduga pelaku sudah tidak lagi tinggal dengan orang tuanya sejak 5 bulan kebelakang, petugas kepolisian pun akhirnya melanjutkan pemeriksaan ke Kota Garut yang diduga menjadi tempat tinggal pelaku saat ini.
"Polisi dengan ditemani salah satu anggota keluarga AS kemudian pergi ke kota Garut untuk pemeriksaan, karena kata keluarganya pernah tinggal di sana," ujarnya.
Dikatakan, selain memeriksa rumah, pihak kepolisian pun mengamankan orang tua terduga pelaku untuk tes DNA. "Tadi jam 5 pagi orang tua AS dibawa petugas katanya untuk tes DNA," katanya.
Dia mengaku, sebelum pindah, AS yang kesehariannya bekerja sebagai penjahit pakaian, tidak pernah memperlihatkan prilaku yang aneh-aneh. Bahkan menurut sepengetahuannya, AS tidak pernah membuat onar atau masalah dengan warga lainnya.
"Tidak ada prilaku aneh-aneh pokoknya seperti warga sini saja, kalau waktunya adzan, ya shalat ke mesjid dekat rumah seperti warga lainnya, paling seminggu sekali kirim barang ke Bandung," ucapnya.
Hal senada diungkapkan oleh paman AS berinisial CM. Pria berusia 34 tahun ini membenarkan bahwa petugas kepolisian telah mengamankan orang tua AS, yakni EN (61) untuk tes DNA.
Diakuinya, meski saat ini masih tahap penyelidikan, namun pihak keluarga mengaku kaget saat mengetahui ada pemeriksaan yang dilakukan petugas kepolisian.
Pihak keluarga tidak menyangka jika AS yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan EN dan AL (almarhum) ini, menjadi terduga pelaku bom bunuh diri.
Pasalnya, pihak keluarga selama ini mengenal AS sebagai tulang punggung keluarga yang baik dan tidak pernah memperlihatkan gelagat yang mencurigakan atau ikut kegiatan-kegiatan yang aneh.
"Keluarga kaget meskipun saat ini masih penyelidikan dan belum terbukti, karena AS sebagai tulang punggung dikenal keluarga orangnya baik, dan di kampung ini juga tidak ada pengajian-pengajian yang aneh," tandasnya.
Dikatakannya, pihak kekuarga berharap AS bukanlah salah satu dari pelaku bom bunuh diri. Saat ini pihaknya pun masih menunggu kepastian dari hasil penyelidikan dan hasil pemeriksaan dari tes DNA terhadap orang tua AS.(eko/mas/din/mam/JPG)
No comments:
Post a Comment