
DIAN KRISTIANA
"Cicak-cicak, kakinya berperekat, lidah panjang dan lengket. Hap.. anatomi," nyanyian dari modifikasi lagu berjudul Cicak di Dinding itu melantun indah dari mulut Anggita Ramanda Sephira di rumahnya, Jalan Dewi Sartika, Gang 3, Perum Puri Indah Blok F 5, Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, kemarin (1/5).
PRE-SALE 2 - Jawa Pos Radar Malang Present Musicversary with @sheilaon7 10 Mei 2017 - Fest:75K | VIP:180K | VVIP:350K #18thnradarmalangpic.twitter.com/GyboCPP2X6
— radar_malang (@radar_malang) 18 April 2017
Tepatnya saat gadis pemalu itu ditanya Jawa Pos Radar Batu tentang kunci suksesnya dalam meraih juara I Olimpiade Sains tingkat SD se-Kota Batu yang diselenggarakan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batu, 13 Februari 2017. Dia mengaku metode menyanyi tersebut membantunya dalam belajar. Terutama dalam mengingat materi pelajaran Fisika dan Biologi.
Sehingga, saat mengerjakan soal-soal olimpiade di tingkat Kota Batu, Anggita sering menyanyikan lagu-lagu modifikasi seperti contoh di atas. Tujuannya untuk memudahkan untuk mengingat materi pelajaran.
"Tapi, tidak keras (menyanyinya), hanya didengar sendiri. Ya, (dengan metode menyanyi, Red) gampang mengingatnya (materi pelajaran)," ucap gadis kelahiran 12 September 2005 ini.
Anggita mendapatkan metode unik tersebut dari guru pembinanya di sekolah. Yaitu Helmina Mauludiyah, guru Pembina Sains SDN Ngaglik 01. Cara ini diajarkan kepada Anggita selama mengikuti karantina di sekolah.
Lamanya sekitar dua bulan sebelum pelaksanaan Olimpiade Sains di tingkat kota tersebut. "Cara Bu Helmina ngajar itu unik. Jadi nggak gampang bosen belajar," terangnya.
Tak hanya itu, Anggita juga ada les tambahan untuk mendalami materi pelajaran olimpiade.
Les tambahan ini dilakukan setelah bimbingan belajar dari Helmina. Yaitu mulai pukul 18.30– 20.30. "Tiap hari ikut les, kecuali Minggu," ungkap gadis berzodiak Virgo tersebut.
Anggita juga tak mempermasalahkan waktunya banyak tersita untuk belajar dan persiapan olimpiade. Sebab, dia ingin terus mengejar impiannya menjadi dosen di bidang Sains.
Karena semakin banyak prestasi di bidang Sains, maka akan memudahkan Anggita untuk menggapai cita-cita itu. "Enakan jadi dosen daripada guru. Makanya, saya ingin jadi dosen nantinya," ujar dia.
Menjadi dosen, menurut Anggita, tak seribet jika menjadi guru. Karena yang diajar relatif lebih dewasa dan mereka dituntut lebih aktif. Sedangkan menjadi guru di mata Anggita, harus ribet menangani anak-anak yang suka ramai di kelas. "Jadi dosen nggak terlalu banyak tenaga. Mahasiswanya yang harus aktif," imbuh anak dari pasangan Ahmad Wahyudi dan Ramiatun tersebut.
Selain kerja keras dalam belajar, Anggita juga punya rahasia lain dalam meraih juara. Yaitu ibunya, Ramiatun, sering memberinya makan ikan laut dan udang. "Kata ibu, makan itu biar cerdas," tandasnya.
Anggita juga terinspirasi dari kakaknya, Ragil Dimas Ramadhan. Kakaknya juga beberapa kali menjuarai Olimpiade Sains. Kakaknya yang sering memberi semangat kepada Anggita untuk terus rajin belajar dan ikut kompetisi.
"Kata kakak, kalau rajin ikut kompetisi akan banyak pengalaman dan ilmu serta teman," ungkap siswi kelas V SDN Ngaglik 01 tersebut.
Dengan meraih juara I di tingkat kota, Anggita juga berhak mengikuti ajang yang sama di tingkat Provinsi Jawa Timur. Kompetisi ini sudah diikuti Anggita di Surabaya, 5 April lalu. Namun, hingga kemarin pengumumannya masih belum ada. "Masih nunggu (pengumuman dari Surabaya). Harapannya bisa juara," harapnya.
Ke depan, Anggita akan terus belajar, terutama dalam bidang Sains. Sebab, dia ingin cita-citanya menjadi dosen tergapai. "Ingin terus belajar Sains biar tercapai cita-citanya," imbuh dia. (*/c2/im)
Pewarta: Dian Kristiana
Penyunting: Imam N
Fotografer: Dian Kristiana
No comments:
Post a Comment