
Prestasi yang diraih Lailatul Ramadhani tak lepas dari peran sang ibu, Sulastri. Gadis 14 tahun itu tiap pagi minum ramuan selasih dari ibunya. Apa hebatnya ramuan itu?
DIAN KRISTIANA
PRE-SALE 2 - Jawa Pos Radar Malang Present Musicversary with @sheilaon7 10 Mei 2017 - Fest:75K | VIP:180K | VVIP:350K #18thnradarmalangpic.twitter.com/GyboCPP2X6
— radar_malang (@radar_malang) 18 April 2017
Sekitar 10 "pendekar" itu tampak semangat dan energik dalam berlatih berbagai jurus pencak silat di pendapa sekitar 10 x 15 meter, di Jalan Raya Dadaprejo, Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, kemarin (30/4) pagi. Dari jumlah itu, ada satu "pendekar" yang tampak berbeda dari lainnya.
Dia berhijab merah yang menjadi satu-satunya pendekar yang mengenakan hijab. Tapi, gerakannya tak kalah energik dan sebebas pendekar lainnya. Ya, pendekar berhijab mengenakan sabuk merah itu adalah Yunisa Lailatul Ramadhani, juara I pencak silat Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Kota Batu. "Tiap Minggu pagi latihan di sini dengan teman-teman. Ini (piala) yang baru saya dapat kemarin (pada O2SN Kota Batu)," kata Yunisa Lailatul Ramadhani kepada Jawa Pos Radar Batu, kemarin.
Gadis kelahiran 9 Desember 2002 ini tak pernah menyangka jika akan menjadi juara. Sebab, dia baru kali pertama mengikuti O2SN. Apalagi, dia langsung meraih juara I di dua kategori, yaitu tunggal putri dan tanding kelas.
Namun, untuk kejuaraan open, dia mengumpulkan 11 piala dari berbagai kejuaraan sejak 2015 lalu. "Nggak pernahlah (menyangka jika akan menang), ikut saja masih pertama itu," ucap siswi SMPN 1 Batu ini.
Gadis yang biasa disapa Nisa itu mengaku suka pencak silat karena ingin melestarikan budaya Indonesa dan menjadi dosen olahraga. Sehingga, pada 2015 lalu, dia bergabung dengan Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong Merpati Putih. Latihannya digelar pada Kamis, Sabtu, dan Minggu. "Kalau Minggu latihannya pagi, Kamis dan Sabtu sepulang sekolah," terang dia.
Nisa juga punya rahasia untuk menjaga stamina agar tampil maksimal saat kejuaraan atau kompetisi. Tiap pagi, Nisa minum air hangat bercampur selasih tanpa gula buatan ibunya, Sulastri. Ini untuk menjaga kondisi badannya tetap fit. Karena Nisa ingin terus membanggakan Kota Batu dalam berbagai kejuaraan, terutama di ajang O2SN tingkat Jatim. "Juara di tingkat kota otomatis wakili ke Jatim. Jadi ingin tampil maksimal di sana nanti," harap gadis yang juga hobi bulu tangkis tersebut. (*/c4/im)
Pewarta: Dian Kristiana
Penyunting: Imam N
Fotografer: Dian Kristiana
No comments:
Post a Comment