Monday, April 24, 2017

Para Pesepakbola dan Takhayul yang Mereka Percayai

Takhayul, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring memiliki makna yaitu; "(1) sesuatu yang hanya ada dalam khayal belaka," dan " (2) kepercayaan kepada sesuatu yang dianggap ada atau sakti, tetapi sebenarnya tidak ada atau tidak sakti."  Singkatnya, takhayul ini masih bersangkutan dengan sugesti dari masing-masing individu yang diyakini akan membawa keberuntungan atau bahkan kesialan, dalam hal apapun.

Takhayul, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring memiliki makna yaitu; "(1) sesuatu yang hanya ada dalam khayal belaka," dan " (2) kepercayaan kepada sesuatu yang dianggap ada atau sakti, tetapi sebenarnya tidak ada atau tidak sakti."

Dalam olahraga dan kompetisinya, kepercayaan terhadap takhayul ternyata masih bisa dibilang cukup banyak yang mengamininya. Mereka yang percaya, biasanya berpegang teguh pada pendiriannya untuk melakukan praktek-praktek takhayul tersebut berulang-ulang kali baik sebelum atau sesudah bertanding sebagai sebuah sugesti yang mereka percayai.

Sepakbola pun tak lepas dengan hal-hal seperti takhayul. Padahal, sepakbola sendiri adalah olahraga yang mengedepankan hal-hal teknis dan kerja sama antar anggota tim, bukan performa individu. Cukup banyak pesepakbola level dunia yang melakukan ritual-ritual unik dan aneh namun mereka tetap mempercainya karena mereka yakin akan membawa keberuntungan tersendiri dan mampu membuatnya terhindar dari marabahaya.

Fabian Barthez dan Laurent Blanc misalnya. Kepala plontos Barthez selalu menjadi sasaran ciuman dari Blanc setiap mereka bertanding bagi tim nasional Perancis. Kebiasaan ini juga berlanjut saat mereka sama-sama membela Manchester United.

<a href="https://www.youtube.com/embed/evuvuSV4M0k?enablejsapi=1&origin=https%3A//www.fourfourtwo.com&wmode=opaque">Embedded video for Para Pesepakbola dan Takhayul yang Mereka Percayai</a>

Perancis sendiri (di level timnas) kerap tersangkut dengan hal-hal yang berbau klenik dan takhayul. Mantan pelatih mereka, Raymond Domenech bahkan pernah memilih pemain-pemainnya yang akan masuk ke skuat tim nasional berdasarkan zodiak.

Itu baru zodiak dan mencium kepala saja. Ada yang lebih gila lagi seperti mengencingi empat sudut lapangan seperti halnya Barry Fry (manajer Birmingham). Sang manajer tersugesti bahwa dengan mengencingi lapangan, ia merasa sudah mengusir hal-hal buruk yang kerap membuat Birmingham kalah dalam bertanding. Kebiasaan buruk ini jugalah yang membuat Barry di PHK-kan oleh pihak klub.

Perancis sendiri (di level timnas) kerap tersangkut dengan hal-hal yang berbau klenik dan takhayul. Mantan pelatih mereka, Raymond Domenech bahkan pernah memilih pemain-pemainnya yang akan masuk ke skuat tim nasional berdasarkan zodiak.

Urusan kencing-mengencingi ini juga pernah dilakukan Sergio Goycochea, kiper asal Argentina. Gara-gara ia kelewat kebelet untuk buang air kecil saat bertanding, akhirnya ia lakukan di gawangnya. Entah apa korelasinya, setelah kejadian 'kebelet pipis' itu, ia kerap dengan sengaja mengulangi kebiasaan anehnya tersebut sebelum menahan tendangan penalti.

Jika contoh-contoh di atas adalah kejadian di era modern, maka ritual aneh para pesepakbola nyata-nyatanya sudah ada sejak dahulu kala. Real Madrid yang baru pindah kandang pada 1912 lalu, selama lima tahun kemudian (1917) ternyata tak jua mampu merengkuh trofi. Pelatih mereka akhirnya mengubur sarung tangan dan bawang putih di tengah lapangan dan ajaibnya, Real Madrid langsung memenangi turnamen Copa del Rey. Kebetulan? Bisa jadi.

Maju beberapa dekade kemudian, legenda Belanda yaitu Johan Cruyff pun mempunyai kebiasaan aneh yang ia cukup percayai yaitu selalu mengunyah permen karet sebelum bertanding dan membuangnya di lapangan tepat di tengah bagian tim lawan berada dan ia selalu (saat berseragam Ajax) memukul perut Gert Bals (kiper Ajax) dengan telapak tangannya di bagian perut.

Takhayul ini juga bukan hanya sekadar masalah membawa keberuntungan atau tidak. Bahkan kutukan yang tak kunjung pecah pun bisa disebut sebagai hal mistis dalam sepakbola.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...