Tarsa menceritakan awal mula penyakit aneh itu menyerang tubuhnya. Saat itu, lehernya tiba-tiba mengalami kesemutan hebat. Lambat laun, terjadi perubahan terhadap kepalanya. Leher Tarsa mulai miring ke kiri.
"Awalnya kayak kesemutan, dikirain enggak ada apa-apa. Tiba-tiba miring ke kiri aja perlahan-lahan," kata Tarsa saat berbincang dengan detikcom di gubuknya di Sweet Antapani Regency, Jalan Antapani, Kota Bandung, Kamis (20/4/2017).
Foto: Mukhlis Dinillah |
"Pernah berobat kemana-mana, tapi enggak ada yang bisa nyembuhin. Abah juga enggak dikasih tau ini penyakit apa. Katanya susah menyembuhkannya, sudah parah," jelas dia.
Baca juga: Tinggal di Gubuk Derita, Abah Tarsa Hanya Ditemani Kucing
Kondisi ekonomi yang tak mendukung, membuat Tarsa memilih pasrah dengan kondisinya. Meski demikian, kondisi itu tidak mengganggu aktivitasnya sehari-hari termasuk bekerja.
"Saya sekarang enggak terlalu berharap untuk bisa sembuh. Hidup tenang di masa tua juga sudah cukup," kata dia.
Foto: Mukhlis Dinillah |
Kondisi gubuk berukuran 2 x 3 meter itu memprihatinkan. Pengap tidak ada ventilasi. Sama sekali tidak ada aliran listrik termasuk kamar mandi. Tarsa harus menumpang di tempat orang lain untuk buang air kecil dan besar.
Baca juga: Kisah Kakek di Bandung Hidup Sebatang Kara Tinggal di Gubuk Derita
Sekelilingnya kebun dan rumput liar. Terdapat kandang ayam dan kambing milik orang lain yang dititipkan kepadanya. Hewan ternak itu sudah dianggapnya sebagai teman. Keberadaan mereka seolah memecah kesunyian.
Tarsa mengaku selama ini belum pernah mendapatkan sentuhan bantuan dari pemerintah. Hanya saja sesekali ada warga atau donatur yang membantunya. Tapi tak membuatnya berpangku tangan. Tarsa tetap mencari uang sendiri dengan memulung.
"Mudah-mudahan suatu saat ada rezeki ingin ada listrik sama kamar mandi. Soalnya susah kalau mau buang air jauh ke orang lain. Ingin juga kalau malam enggak gelap terus," tutur Tarsa.
(bbn/bbn)
Foto: Mukhlis Dinillah
Foto: Mukhlis Dinillah
No comments:
Post a Comment