Thursday, March 16, 2017

Ini Penampakan Masjid Paling Aneh di Sragen. Apanya Yang Salah?


WARNA BELANG – Kondisi wajah depan Masjid RSUD Sragen yang banyak menuai sorotan karena sudah belang akibat lunturnya cat serta warnanya oranye yang dianggap tak lazim. Padahal proyek belum genap tiga bulan selesai dibangun. Foto diambil Kamis (16/3/2017). Joglosemar/Wardoyo

SRAGEN– Sebagian besar masjid umumnya memang memakai warna-warna netral. Namun di Sragen, ada masjid baru yang belakangan banyak menjadi sorotan lantaran warna perwajahannya dianggap tak lazim.

Masjid yang dimaksud itu adalah masjid di kompleks RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Masjid yang belum genap tiga bulan selesai dibangun itu memantik beragam respon utamanya pada warna yang dianggap di luar kebiasaan masjid pada umumnya.

"Warna oranye itu kok kesannya aneh dan kurang pas untuk keadaan masjid. Dulu untuk urusan warnanya diserahkan ke panitia tapi nggak tahu kok dicat oranye. Apalagi catnya kelihatannya juga nggak bagus sehingga sudah kelihatan belang-belang karena luntur," ujar salah satu pengurus sekaligus anggota tim teknis proyek Masjid RSUD Sragen, Agus Wiyono, Kamis (16/3/2017).

Agus yang sudah pernah menunaikan ibadah haji itu memandang warna dan kualitas cat memang menjadi salah satu faktor penting karena bisa menunjang kekhusyukan dalam menjalankan ibadah di dalamnya.

"Kalau kualitas dan warnanya bagus, tentu yang mau ibadah juga nyaman dan bisa menambah kekusyukan," urainya.

Salah satu pengunjung yang juga takmir di salah satu masjid di Solo, Arif Nuryanto menilai sebenarnya tidak ada warna yang jelek. Akan tetapi untuk bangunan masjid, lazimnya memang warna-warna netral seperti putih dan warna teduh lainnya.

"Setahu saya, masjid dengan warna oranye ya baru di RSUD Sragen itu. Bukan berarti warna oranye itu jelek, tapi dirasa kok kurang pas saja untuk masjid. Biasanya kebanyakan masjid pakai warna netral atau warna yang disukai Rasullulah misalnya warna putih," urainya.

Kontroversi warna oranye itu mencuat ketika pihak RSUD mengeluhkan berbagai kekurangan dan kerusakan yang sudah muncul pada bangunan masjid bernilai Rp 1,539 miliar di akhir tahun 2016 tersebut. Tidak hanya pelaksanaan yang molor sampai dua kali perpanjangan, sejumlah kerusakan juga sudah muncul padahal proyek belum genap tiga bulan selesai.

"Bagian kubah depan itu sudah bocor sejak lama. Kalau pas hujan, airnya mblambang. Saya sudah tunjukkan ke Bu Bupati juga," papar Plt Dirut RSUD Soehadi Prijonegoro, Didik Haryanto.

Agus Wiyono menambahkan masih ada beberapa kerusakan dan kekurangan. Diantaranya cor dak bagian atas yang mengelilingi kubah depan juga tidak rata. Hal itu menyebabkan genangan air akhirnya masih ngantong di dak apabila hujan tiba. Kemudian, kotak taman yang menjadi kelengkapan proyek, juga sudah jemblong.

Pihaknya berharap segala kekurangan dan pembenahan itu bisa segera dilakukan oleh rekanan mengingat masa pemeliharaan tercatat masih sampai bulan Juni 2017.

Terpisah, pimpinan CV Mahameru Konstruksi Sejahtera (MKS) selaku rekanan pelaksana proyek, Sriyana, mengatakan untuk kebocoran kubah sudah diperbaikinya beberapa hari lalu. Selama masa pemeliharaan ia selalu siap dan akan bertanggungjawab penuh. #Wardoyo

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...