Sebelumnya, razia diawali dengan menyisir kantin SD Negeri Kompleks Balongsari di Jalan Gajah Mada. Di sini, petugas tidak mendapati satu pun permen berbentuk dot seperti yang digambarkan. Setelah melakukan penyisiran ke sejumlah sekolah, dan tidak menemukan apa-apa, akhirnya menyisir ke sejumlah toko makanan ringan di kawasan Pasar Tanjung.
Pada saat menyisir ke sejumlah distributor inilah, petugas menemukan bentuk permen aneh bermerk sama namun dengan bentuk berbeda. Permen itu bermerek ''dotdot'' ini berbentuk mirip empeng bayi. Merasa ada yang tidak beres, BNNK lalu mengamankan satu pak permen ''dotdot'' untuk diteliti lebih lanjut. ''Ada permen dengan nama yang sama tapi bentuknya berbeda. kita sita dulu untuk bukti,'' ujar Kepala BNNK Mojokerto AKBP Suharsi kepada wartawan Jawa Pos Radar Mojokerto.
Demikian pula di lokasi kedua dan ketiga, lagi-lagi petugas menemukan tiga jenis permen aneh yang dicurigai mengandung zat terlarang. Permen Keras, Permen Bubuk, dan Permen Jeli. Ketiga merek permen yang sesuai namanya dicurigai petugas berdasarkan bentuk, warna dan rasanya yang mencolok. Warna-warni kemasan dan nomor izin edar yang tercantum juga menjadi dasar lain atas penyitaan ketiga permen. ''Ada nama permen yang sama seperti yang dikabarkan beredar mengandung narkoba. Namanya Permen Keras. Nanti kita uji labrotarorium di Dinkes Kota Mojokerto,'' imbuhnya.
Sementara itu, Gery Jayadi, salah satu pemilik toko yang menjual permen keras, mengaku, mendapatkan permen tersebut dari kiriman salah satu distributor besar di Surabaya. Sepengetahuannya, permen tersebut baru beredar di pasaran sekitar dua minggu yang lalu.
Pihaknya juga mengaku tidak seberapa minat membelinya, namun karena pengiriman berada dalam stau paket dengan snack dan mainan, maka mau tak mau ia terpaksa membeli. ''Nggak tahu saya kalau ini berbahaya, lha wong ngirimnya sama snack dan mainan. Dapat dari Putro Agung di Jalan Kapasan,'' terang Gery.
Selain tidak terdeteksi sebelumnya, minat beli warga terhadap ketiga jenis permen juga tidak seberapa. Dari masingmasing 10 pak permen yang ia dapat dua minggu lalu, saat ini baru terjual kurang dari 5 pak. Padahal, harga jual permen itu tergolong cukup murah. Yakni, Rp 24 ribu per pak dengan jumlah isi sebanyak masing-masing 25 biji. ''Kita dapat harga dari sana (distributor Surabaya, red) Rp 23 ribu, kita jualnya Rp 24 ribu. Ini saja masih sisa banyak,'' pungkas Gery. (far/abi/JPG)
No comments:
Post a Comment