
Liputan6.com, Yogyakarta - Panitia Mapala Unisi UII menyampaikan pengakuan aneh terkait salah satu peserta yang meninggal dunia, Syaits Asyam. Panitia Diksar The Great Camping ke-37 di Tawangmangu itu menyebut Syaits tidak mengikuti kegiatan survival yang digelar beberapa waktu lalu.Ketua Pelaksana TGC ke-37 Wildan Nuzula mengatakan Asyam tidak ikut dalam kegiatan survival yang digelar pada 18-20 Januari 2017 meski tetap ikut rombongan ke lokasi. Pasalnya, kondisi Asyam tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan lapangan berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis UNS."Kita punya SOP sebelum masuk survival, dicek lagi kesehatannya. Di sini kami, Mapala Unisi dengan Mapala Kedokteran UNS untuk memeriksa kesehatan peserta. Itu 17 malam, sebelum besoknya materi survival. Setelah pemeriksaan, keesokan harinya peserta diarahkan ke tempat materi survival," tutur Wildan, Jumat, 27 Januari 2017.Wildan melanjutkan, meski tidak lolos uji kesehatan, Syaits tetap ikut dalam rombongan. Ia kemudian ditempatkan terpisah dari teman-temannya yang lain. "Dia di basecamp," kata dia.Selama di basecamp itu, kata Wildan, Syaits hanya beristirahat saja dengan didampingi oleh panitia. "Tidak ada kegiatan sama sekali," ujar dia.
Namun, pernyataan Wildan tidak sinkron dengan temuan tim medis RS Bethesda saat menerima Syaits Asyam yang datang dengan penuh luka-luka.
Panitia yang membawa Asyam saat itu juga tidak langsung menghubungi keluarga korban, sehingga keluarga baru mengetahui anaknya masuk RS Bethesda beberapa jam sebelum Asyam meninggal dunia.
Saat itu, kata Wildan, panitia yang mengantar Asyam beralasan jika berkas mahasiswa Teknik Industri UII itu tertinggal di lapangan. "Ini didahulukan peserta, jadi lainnya tidak bisa dihubungi. Kami dibantu teman jurusannya mencari nomor keluarganya. tapi memang agak terlambat," ujar Wildan.Keterangan yang disampaikan Wildan berbeda dengan penjelasan pihak RS Bethesda atas meninggalnya Syaits Asyam. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, Kepala Bagian Humas Marketing RS Betesda Nur Sukawati mengatakan Asyam mengalami patah tulang di sekujur tubuh, seperti tangan, kaki, pantat, dan punggung.Hal itu yang menyebabkan terjadinya multiple trauma. Selain itu, Asyam juga diketahui menderita diare dan gagal napas dengan mengalami napas 40 kali per menit. Walaupun begitu, RS Bethesda tidak mengetahui penyebab pasien mengalami hal tersebut. "Hasil pemeriksaan ada ditemukan patah tulang di kedua kaki, tangan, pantat, dan punggung," kata Nur.
No comments:
Post a Comment