
Desa Dermasuci Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal dilanda bencana tanah longsor dan tanah bergerak.
PANGKAH - Desa Dermasuci Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal dilanda bencana tanah longsor dan tanah bergerak. Namun, sebelum bencana itu terjadi, ada kejadian aneh di sekitar mata air yang ada di desa itu
Menurut sesepuh Desa Dermasuci Drajat Anggoro, bencana tanah longsor dan tanah bergerak sudah terjadi sejak tahun 80-an. Kala itu, ada beberapa rumah warga yang rusak parah karena tergerus tanah longsor.
Akibatnya, pemerintah pusat meminta warga untuk berangkat transmigrasi ke luar pulau. Jumlah warga yang transmigrasi sekitar 20 kepala keluarga. "Tanah di sini memang labil karena berada di kawasan perbukitan," tutur Drajat yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dermasuci, kemarin.
Drajat mengemukakan, setiap hendak terjadi bencana, selalu ada keanehan yang muncul. Seperti yang terjadi sebelum bencana kali ini. Dia mengaku melihat sebuah air yang berukuran besar seperti kaki orang dewasa keluar dari sumber mata air Lohjinawi yang berada di atas bukit Desa Dermasuci. Biasanya, mata air itu hanya keluar sebesar jari tangan.
"Kalau ada tanda-tanda seperti itu, biasanya terjadi sesuatu di desa ini. Dan ternyata benar, selang seminggu kemudian, terjadi tanah bergerak dan merusak puluhan rumah warga," kata pemilik yayasan pendidikan SMP dan SMK di Desa Dermasuci ini.
Drajat tak menampik, desa yang merupakan kampung halamannya itu merupakan kawasan kramat. Sebab, Desa Dermasuci dikelilingi oleh 7 bukit dan dua mata air. Kedua mata air yang tak pernah kering itu yakni, Sumur Duren dan Mata Air Lohjinawi. Namun, tidak hanya itu.
Di belakang rumahnya juga terdapat patung haji yang usianya sudah beribu-ribu tahun. Konon, jika orang Desa Dermasuci hendak menunaikan ibadah haji, harus keluar lebih dulu dari desa tersebut.
"Di sini (Dermasuci) juga pernah menjadi lapangan pesawat terbang ketika zaman perang," ujarnya.
Kepala Desa Dermasuci Mulyanto membenarkan bahwa seminggu sebelum terjadi bencana, ada air yang keluar dari sumber mata air Lohjinawi sebesar kaki orang dewasa. Meski begitu, dirinya tidak menanggapi serius.
"Mungkin itu hanya kebetulan saja. Yang jelas, kontruksi tanah di sini memang labil. Sehingga sering terjadi tanah bergerak," ungkapnya.
Dia menambahkan, jumlah rumah warga yang rusak akibat tanah bergerak dan tanah longsor sebanyak 74 unit. Selain rumah, dua jalan desa juga patah sehingga tidak bisa dilewati kendaraan roda empat. Menurutnya, berdasarkan informasi dari Pemkab, pihaknya akan mendapat bantuan secepatnya.
"Tadi (kemarin) sudah rapat koordinasi di pemkab. Rencananya akan dianggarkan melalui APBD Perubahan Tahun 2017," ujarnya.
Hingga saat ini puluhan tim relawan masih tampak bersiaga di sekitar Desa Dermasuci. Selain relawan, para perangkat desa dan sejumlah masyarakat juga tetap waspada di beberapa titik rawan longsor di desa tersebut.
Meski waspada, mereka juga tetap panik lantaran tanah di desa itu kerap bergerak sendiri. Bahkan, jumlah rumah yang rusak sudah mulai bertambah. Dari sebelumnya 72 rumah, kini menjadi 74 rumah. Rumah yang rusak itu berada di wilayah RW 2 dan RW 4.(yer/zul)
No comments:
Post a Comment