
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Sebulan terakhir ini, Kamisah, warga RT 3 RW 1 desa Panembangan Cilongok prihatin terhadap kondisi air dari Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) desa yang mengalir ke rumahnya.
Air yang semula jernih berubah keruh dan berwarna coklat pekat. Padahal selama ini, keluarganya mengandalkan air itu untuk konsumsi rumah tangga, antara lain untuk air minum, memasak, mencuci, dan aktivitas kamar mandi.
"Tadinya saya kira itu karena ada longsor di hulu maka air jadi keruh, tapi kok berhari-hari sampai berminggu-minggu masih keruh,"katanya, Rabu (18/1).
Semenjak air berubah keruh, Kamisah tak lagi mengonsumsi air itu untuk air minum atau memasak. Ia terpaksa menggantinya dengan air galon seharga Rp 6 ribu yang ia beli dari desa sebelah.
Namun untuk keperluan mandi dan mencuci, ia terpaksa masih memakai air keruh lantaran tak ada alternatif lain.
Ia pernah mendiamkan air keruh itu selama dua hari dengan harapan air kembali jernih dan bisa dikonsumsi.
"Dua hari saya diamkan ya tetap keruh. Kalau semuanya pakai air galon, kami gak mampu beli. Terpaksa untuk mencuci masih pakai air PAM,"katanya
Karena tak mampu membeli air bersih dalam jumlah banyak, Kamisah terpaksa menadah air hujan. Setiap turun hujan, ia menyiapkan sebanyak mungkin wadah atau ember kosong yang ia letakkan di luar rumah untuk menampung air hujan.
Paling tidak, kualitas air hujan diyakininya lebih baik ketimbang air keruh untuk keperluan rumah tangganya.
No comments:
Post a Comment