Bangsa Romawi Kuno gemar menggunakan burung untuk meramal nasib. Berbagai kalangan masyarakat meramal nasib melalui pengamatan spesies, kicauan, dan pola terbang burung di udara.
Secara khusus, ayam dipergunakan untuk meramal hasil pertempuran. Pemuka agama menebar bulir-bulir di hadapan ayam-ayam yang mendapat perawatan khusus.
Semangat ayam-ayam untuk memakani bulir-bulir dianggap berhubungan dengan kemenangan pasukan Romawi pada hari itu.
Walau terdengar ganjil, ramalan itu benar untuk suatu pertempuran terkenal. Pada masa Perang Punik Pertama dengan Kartago, konsul Romawi bernama Publius Claudius Pulcher bertanggung jawab atas angkatan laut.
Ia mengamati ayam-ayam pada saat hari yang diduganya baik untuk menyerang armada Kartago. Ayam-ayam itu tidak semangat makan. Pulcher malah melempar ayam-ayam itu ke laut, katanya, "Kalau mereka tidak mau makan, silahkan minum air!"
Ia memerintahkan maju perang dan kalah. Pulcher ditarik ke Roma untuk diadili. Bukan karena kalah perang, melainkan karena membunuh ayam-ayam suci. Ia dihukum dengan pengucilan dan meninggal tidak lama kemudian.
2 dari 11 halaman
No comments:
Post a Comment