
Menurutnya, hasil survei itu berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan karena menempatkan elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat nomor satu dengan persentase 45.4 persen dan nomor dua Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (22.4 persen).
Sedangkan yang paling buncit Anies-Sandi (20.7 persen). Padahal kenyataan di lapangan, elektabilitas Anies-Sandi masih menduduki peringkat kedua. "Jadi, sekali lagi, hasil survei itu (SMRC) berbanding terbalik dengan kondisi di lapangan. Kami sudah survei internal, hasilnya sama dengan beberapa lembaga survei lain. Elektabilitas Anies-Sandi masih nomor dua," kata Andre, Jumat (21/10/2016).
Di sisi lain, dia menyebut bahwa elektabilitas Ahok trennya turun berdasarkan hasil survei internal tim pemenangan Anies.
Lebih jauh, dia menyatakan bahwa hal itu tidak lepas dari kerja keras Anies-Sandi berikut tim pemenangan yang terus melakukan blusukan di tengah-tengah masyarakat. "Jadi, kalau melihat survei SMRC, lucu sendiri. Kesannya ada ketakutan pada tim Ahok dengan tren kenaikan elektabilitas Anies sehingga berupaya menggiring opini melalui lembaga survei. Dan juga surveinya yang dilakukan terkesan terburu-buru dengan terlihat keanehan total surveinya 100,1 persen," ujarnya.
Diketahui, angka 100,1 persen yang dimaksud Andre tersebut merupakan total elektabilitas ketiga pasangan dan ditambah dengan 11,6 persen responden yang belum menentukan jawaban, yang hasilnya melebihi dari angka 100 persen.
No comments:
Post a Comment