
TIMESINDONESIA, PAMEKASAN – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, tiba-tiba ramai menjadi perbincangan di media sosial. Pasalnya, rumah sakit yang baru dioperasikan itu, halamannya ditempati penjual ternak sapi. Para pedagang sapi, menempatkan sapinya di depan Unit Gawat Darurat (UGD).
Anggota DPRD Pamekasan, Munaji Santoso menilai, pihak pengelola rumah sakit sudah tidak becus mengurus aset Pemkab Pamekasan.
Rumah sakit tersebut dibangun dengan biaya yang cukup besar. Namun setelah bangunan selesai, tidak difungsikan dengan maksimal.
"Saya anggap Pemkab Pamekasan sudah tidak becus karena rumah sakit berubah menjadi pasar hewan. Di mana tanggungjawabnya kalau sudah seperti itu," terang politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Munaji menambahkan, Pemkab harus mengambil langkah-langkah tegas agar penjual tidak menempati halaman rumah sakit lagi. Jika dibiarkan, maka pasien dan pelayanan di rumah sakit akan terganggu.
"Pemkab itu mottonya perubahan, tapi kenapa perubahan yang dilakukan bukan menuju kebaikan, tapi kok semakin buruk," ungkapnya.
Direktur RSUD Waru, Hendarto, belum bisa dihubungi. Pasalnya yang bersangkutan sedang mengikuti Diklat Pim III.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Pamekasan Ismail Bey menjelaskan bahwa rumah sakit akan segera dipagari.
Bahkan anggarannya sudah ada di APBD tahun ini. Pihak RSUD tinggal menunggu kapan pelaksanaan pembangunan pagar tersebut.
Ismail menambahkan, sebelum penjual sapi menempati rumah sakit, mereka menempati pasar hewan yang letaknya berdampingan dengan rumah dinas kehewanan.
Karena rumah kehewanan tersebut sekarang sudah dipagari kawat, pedagang sapi kemudian berinisiatif berjualan di depan UGD RSUD Waru. (*)
No comments:
Post a Comment