Friday, August 5, 2016

Survei Hamdi Muluk Cs Aneh

INDOPOS.CO.ID – Survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (LPP UI) yang dipimpin Hamdi Muluk dianggap aneh. Bukan mempersoalkan risetnya namun harus melihat prosesnya. Hasil survei yang menempatkan total kapabilitas Ahok berada di ranking 1, sedang Yusril nomor paling bontot. Bahkan Yusril, bisa kalah kapabel (layak) daripada Suyoto (Bupati Bojonegoro).

"Yoto (Suyoto) baru memimpin di kabupaten, Yusril sudah jadi Mensesneg. Yoto baru belajar tahun 2003, Yusril sudah selesai memimpin. Yoto belum apa-apa tahun 2003, Yusril sudah jadi profesor dan ahli hukum. Yoto baru enam bulan promosi mau jadi Cagub, Yusril sudah jadi tokoh nasional. Yusril sudah menangani masalah negara sejak pak Harto, Yoto masih di DPW PAN Jatim," kata mantan anggota DPR RI Djoko Edhi S Abdurrahman, Kamis (4/8).

"Jadi, bagaimana survei malah menempatkan visionernya Yusril rendah, paling bontot pula. Aduh, ngaco banget! Visioner menurut saya, adalah kemampuan seseorang melihat ke depan, ke masa depan, dan kemampuan menerjemahkan masa depan. Padanannya kalau di business plan adalah NPV (Net present value). Nilai yang diharapkan di masa depan dari modal yang diterbitkan. Kalau empiriknya (pengalamannya) satu meter, visionernya juga satu meter," tambah dia.

Menurut mantan anggota DPR RI ini, rasanya tak ada yang membantah, empirik atau pengalaman Yusril lebih panjang. Bagaimana bisa visionernya lebih pendek? Rasanya Hamdi Muluk harus ke Dubai, baru bisa bikin Dubai Internet City. Lebih dari itu namanya dukun atau Nabi.

"Intelektualitas Yusril paling rendah pula. Apa pulak ini cak Hamdi? Apa Yusril tidak intelek? Yusril telah menjadi penulis pidato Presiden Soeharto karena intelektualitasnya. Bukan karena menyogok, bukan pula karena injak kaki, atau dikarbit. Ia adalah salah satu profesor termuda di Indonesia, mosok tidak intelek. Dengan menempatkan pada ranking terbawah, sama sajah dengan menyatakan Yusril tidak intelek. Ahhh, bercanda Hamdi ini," ujar dia.

Kemampuan politik Yusril paling rendah. Ini sudah gila! Sewaktu Soeharto mundur, kata Edhi, Yusril yang menyiapkan semua. Padahal ia belum mendirikan PBB. "Waktu reformasi, Yusril mendirikan PBB dan mendapat satu fraksi di DPR. Apa itu bukan kemampuan politik? Sori cak Hamdi, saya mengikuti kejanggalan hasil riset antum," lanjut Edhi dilanair dari teropongsenayan.com.

Padahal, ujar dia, nama-nama lain dalam survei itu belum punya track record yang berarti di partai politik, apalagi bikin partai politik. Lalu kemampuan apa yang digunakan Yusril itu kalau survei yang dilakukan Hamdi Muluk dan kawan-kawan ini menempatkan kemampuan politik Yusril rendah? Heboh benar survei Hamdi Muluk dan kawan-kawan ini.

Kemudian tentang integritas moral. Artinya tidak berkorupsi, bersih diri, dan konsisten. Lagi-lagi survei yang dilakukan Hamdi Muluk menempatkan Yusril terendah pula? Artinya Yusril koruptor, tidak bersih diri, dan tidak konsisten. Sudah bener inikah? Komparasi, lebih bersih dari Sandiaga Uno ketimbang Yusril? Dari catatan saya, Yusril lebih bersih. Tak ada kasus korupsi yang melibatkan Yusril seheboh Ahok.

"Secara fakta hukum, Ahok sudah berkasus korupsi. Cuma tinggal pembuktian. Yusril belum pernah. Yang di Kejaksaan Agung beberapa waktu lalu, Jaksa Agung sendiri yang menarik kasusnya hingga Hendarman Supandji terjungkal dari kursi Jaksa Agung. Selesai kasus di Kejaksaan Agung itu dan kasusnya batal. Artinya tak ada kasus," jelas dia.

Ahok jelas fakta hukumnya. Baik itu skandal lahan RSSW, menyusul kemudian pembelian tanah Cengkareng untuk rencana pembangunan rumah susun, dan status saksi pada kasus reklamasi. Sebagai orang hukum maka saya menilai jelas Ahok berkasus korupsi. Bagaimana mungkin yang fakta jadi terbalik dalam suervei yang dilakukan Hamdi Muluk dan kawan-kawan ini?

Tentang konsistensi. Faktanya Yusril konsisten. Ia tidak lompat sana-sini, dan statementnya tidak mencla-mencle. Tolong tunjukkan satu saja di mana Yusril tidak konsisten? Satu saja! Tapi dalam survei Hamdi Muluk menempatkan Ahok sebagai juara dua. Padahal kita tahu Ahok kutu loncat. Dari satu parpol ke parpol lain. Artinya dari satu ideologi ke ideologi lain. Jadinya, tambah aneh hasil riset ini.

Kemudian aspek kemampuan memahami govermental (pemerintahan). Yusril juga pada posisi paling buruk. Aduh, ini tak sesuai fakta. Kecuali Sjafrie, nama-nama lainnya baru memimpin di skala lokal. Sandiaga Uno malah belum memimpin di birokrasi pemerintahan. Di swasta yes. Tapi tidak apple to apple toh? Yoyok saya tak kenal. Tapi dalam survei ini lebih hebat daripada Yusril.

Hasil survei Hamdi Muluk ini jelas aneh. Beda dengan Hamdi yang pasti hebat, saya pernah menelakukan penelitian (survei dan riset) sebanyak 33 kali. Baik yang komersil dan probono. Setahu saya, hasil riset sudah diketahui sejak desain riset. Tugas riset hanya menguji yang diketahui itu. Di situ ada kontrol yang mengendalikan proses riset. Terutama jika hasilnya paradoks dengan kenyataan.

"Nah, saya ingin mengajukan pertanyaan, apakah riset yang dilakukan Hamdi Muluk dan kawan-kawan ini memiliki alat kontrol? Atau jangan-jangan semua preliminary? Pantas heboh. Artinya riset itu belum rampung! Sebab, paradigma apapun, metodologi apapun, tugas riset hanya mencari kebenaran yang mendekati kenyataan. Kalau hasilnya paradoksal, pasti ada determinisme luar biasa. Bagaimana dong Hamdi?," pungkas Edhi. (rmn)

Berita Terkait:

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...