Wednesday, August 24, 2016

Ospek Mahasiswa Jangan Lagi Aneh-aneh, Apalagi Gojlogan

2408 - PERPELONCOANDok 2602 - Foto pak Triyas aku itemFX Triyas Hadi Prihantoro
Guru SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta

Pertengahan Agustus dan awal September 2016 ini Perguruan Tinggi Swasta mulai mengadakan Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek). Ospek merupakan masa persiapan atau pengenalan. Oleh karena itu saat berada di lingkungan baru (dari Siswa SLTA menjadi Mahasiswa) butuh sekali penyesuaian. Oleh karena itu masa ini sudah tidak zamannya diisi dengan gojlogan, perploncoan yang dibarengi dengan kekerasan (bullying) baik verbal maupun fisik.

Beberapa catatan berkenaan korban kekerasan dalam Ospek tiap tahunnya. Seperti Juniayanto meninggal setelah dua hari mengikuti Diklat Pembelajaran (DOP) di Balai pendidikan dan Pelatihan Pelayaran (BP2IP), Tangerang Banten (17/7/2012).  Fikri Dolas Mantya meninggal setelah mengikuti kegiatan Ospek di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang (12/10/13). Serta peristiwa meninggalnya siswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Sulawesi Utara akibat Ospek, Jonoly Untayanadi (24/1/2015).

Sejauh ini Ospek  identik ajang perpeloncoan, pemaksaaan kehendak  pengindoktrinasian, balas dendam, hukuman dan kekerasan. Soerjono Soekanto mengatakan kekerasan (konflik) suatu proses sosial individual atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang diserta ancaman san atau kekerasan.

Let's block ads! (Why?)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...