
TIDUR saya tentu terganggu. Teriakan minta tolong itu melengking peluit kereta. Saya keluar dari gubuk. Di sekeliling, persawahan dan perkebunan, tidak ada yang mencurigakan.
"Tolooong...! Ampuuun...! Tooolooongng...!" teriak pluit kereta itu terdengar lagi.
Saya berlari ke arah kebun jagung. Teriakan itu semakin jelas. Saya terus berlari melewati kebun jagung, kebun singkong, dan akhirnya ke perkampungan.
"Tolooong...! Ampuuun...! Tooolooongng...!" Suara melengking itu berasal dari seekor ular yang sedang dikepung dan dilempari anak-anak.
Tentu saja saya terpana.
"Kamu itu mendengar, tapi tuli! Saya minta tolong dari tadi, badan sudah mau hancur, masih diam saja!" teriak ular yang kepayahan itu.
Saya segera menghampiri anak-anak dan membubarkannya. Setelah anak-anak pergi, saya berjongkok.
No comments:
Post a Comment