Ponorogo (beritajatim.com) - Ratusan ekor ayam jago peranakan Bangkok atau ayam bangkok dan bebel mati mendadak. Tepatnya di Desa Beringin, Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo.
Matinya unggas tersebut sudah berlangsung selama sebulan. Akibatnya, peternak rugi ratusan juta rupiah. Anehnya pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) maupun Dinas Pertanian belum turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan.
Saat ini, dari ratusan ayam dan bebek yang ada tinggal puluhan saja. Kematian unggas itu diduga karena terserang flu burung.
"Awalnya ayam sehat. Tidak terserang penyakit apapun. Siang hari, ketika diberi makan tetap makan," kata Jaimin, salah satu peternak ayam.
Namun, lanjut dia, jelang malam hari, ayam langsung jatuh dan mati mendadak. Setelah itu badannya berwarna hitam ke biru-biruan.
"Saya menduga flu burung. Jadi ketika mati langsung saya kubur. Saya tidak berani untuk menyembelih dan dikonsumsi. Ciri matinya kayak flu burung," jelasnya.
Sementara peternak lain, Suryadi, mengatakan hal yang sama. Dia mengaku matinya ayam membuat dirinya rugi.
Sebab, biasanya ayam bisa dijual harga Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. "Puluhan juta rupiah saya rugi. Sekarang saya gak berani lagi untuk beternak ayam. Virusnya masih mewabah," tambahnya.
Dia berharap pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo dalam hal ini Dinkes maupun Dinas Pertanian cepat bertindak tegas. [mit/but]
No comments:
Post a Comment