Kapten tim nasional Prancis, Hugo Lloris, masih belum bisa sepenuhnya terima kegagalan mereka menjuarai Piala Eropa 2016.
Dalam partai final melawan Portugal yang digelar di Stade de France pada Senin (11/7), Prancis lebih dominan dalam penguasaan bola. Mereka juga memiliki beberapa peluang emas melalui Antoine Griezmann dan Andre-Pierre Gignac. Namun, pada akhirnya adalah Selecao yang keluar sebagai juara berkat tembakan jarak jauh Eder pada babak tambahan.
Les Blues sejatinya merupakan favorit juara. Selain karena faktor tuan rumah, mereka juga dinilai bermain lebih atraktif ketimbang Portugal. Maklum, Cristiano Ronaldo dkk. tercatat hanya pernah satu kali menang dalam waktu normal.
Lloris pun mengaku bingung dengan jalannya Piala Eropa 2016. Tetapi, ia tetap memberikan pujian atas semangat juang skuat asuhan pelatih Fernando Santos.
"Turnamen ini sungguh aneh dari awal hingga akhir," ujar Lloris seperti yang dikutip oleh Guardian.
"Sulit untuk menemukan kata yang tepat (untuk menjelaskan kekalahan). Benar bahwa kami semua merasa sangat kecewa. Kami mencoba yang terbaik dan mungkin kami kekurangan sedikit keberuntungan tim juara."
"Kami bermain untuk memenangi seluruh laga. Ini sedikit berbeda dengan Portugal. Mereka lebih menunggu tim lawan melakukan kesalahan, menunggu untuk serangan balik atau situasi bola mati. Tetapi, mereka bermain seperti itu sepanjang kompetisi dan pada akhirnya mereka juara. Inilah sepak bola."
"Satu hal yang bisa kami katakan tentang Portugal adalah tentang kekuatan mental dan semangat mereka. Ketika anda melihat mereka memenangi tiga laga setelah waktu normal, itu berarti ada sesuatu yang kuat dan spesial di dalam tim," tambah dirinya.
This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
Recommended article from FiveFilters.org: Most Labour MPs in the UK Are Revolting.
No comments:
Post a Comment