
PASBAR, HALUAN — Masa Pengenalan Sekolah (MPS) pengganti dari Masa Orientasi Sekolah (MOS) sukses di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) dengan mengutamakan pendidikan karakter.
MPS yang sudah diatur oleh Kemendikbud harus mengacu kepada aturan yang telah diedarkan kepada daerah masing-masing.
Pantauan Haluan ke SMAN 2 Pasaman, MPS yang dilaksanakan oleh sekolah tersebut berjalan dengan lancar. Peserta didik yang mencapai 8 lokal tersebut diberikan materi sesuai dengan acuan yang telah di dapatkan.
Kepala SMAN 2 Pasaman, Ahmad Hosen mengatakan, sesuai dengan edaran Kemendikbud MPS yang digunakan adalah pendidikan berkarakter. MPS yang dilaksanakan selama 3 hari itu, di mulai Senin (18/7) hingga Rabu (20/7) menghasilkan beberapa kesepakatan yang menggarah kepada pendidikan karakter. Antara lain, paguyuban orangtua siswa, pertukaran nomor HP antara sekolah dan guru.
Target antinya, pendidikan untuk siswa tidak hanya tanggungjawab guru semata. Tanggung jawab orangtua dan guru harus bekerja sama dalam menciptakan pendidikan seperti yang diharapkan.
"Intinya, MPS saat ini membentuk siswa yag berkarakter, tidak ada lagi kekerasan atau peloncoan atau lainnya yang tidak sesuai dengan aturan dari Kemendikbud itu," papar Ahmad Hosen.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Pendidikan Pasbar Lutfi jauh sebelum pelaksanaan MPS, sekolah sudah diimbau untuk melakukan aturan sesuai dengan edaran yang telah disampikan.
"Pokoknya pendidikan berkarakter harus di utamakan. Tidak boleh lagi ada yang aneh-aneh, apakah sifatnya peloncoan, pembodohan, atau disuruh yang tidak seuai dengan HAM," tutur Lutfi.
Untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak di inginkan di sekolah, pihaknya juga ikut melakukan pengawasan. Biasanya, MPS banyak yang aneh-aneh pada tingkat atas. Tetapi, sekarang ini MPS di tingkat atas tidak begitu banyak melibatkan senior terutama kelas 3 atau kelas 12. Namun, untuk OSIS di sekolah tetap dilibatkan dalam MPS ini.
"Sekarang guru sudah terlibat aktif dalam MPS. Jumlah SMA kita sebanyak 10, SMK sebanyak 15 dan jumlah guru mencapai 862 orang. Itu untuk sekolah tingkat atas," jelasnya. (h/ows)
No comments:
Post a Comment