
Pengecekan vaksin palsu dilakukan secara diam-diam oleh sejumlah petugas dari Dinas Kesehatan (Diskes) Kepulauan Meranti.
Seperti saat Riau Pos menemukan sejumlah petugas dari Dinas Kesehatan diantaranya Kasi Farmasi, Makanan dan Minuman (Farmamin),Reviadi SFarm Apt Kasi Suveyland, Mus Mulyadi dan sejumlah petugas lainnya baru keluar dari klinik dokter Joko Nugroho di Jalan Kesehatan Selatpanjang, Selasa (28/6) lalu. Saat itu mereka yang berjumlah sekitar 6 orang baru saja keluar secara beramai-ramai.
Saat Riau Pos berhenti dan bertanya apakah mereka baru saja melakukan pengecekan vaksin palsu di klinik yang berada persis di depan Dinas Kesehatan itu kepada Kasi farmamin, Reviadi SFarm Apt dia meminta langsung menanyakan hal itu kepada Kasi Surveyland. Sementara itu Kasi Surveyland, Mus Mulyadi ditanyakan mengaku hanya bersilaturahmi saja.
"Tidaklah. Kami hanya bersilaturahmi saja," kata Mus Mulyadi menjawab Riau Pos yang menanyakan apakah melakukan pengecekan vaksin palsu, selasa lalu.
Ditanya kapan akan dilakukan pengecekan vaksin palsu di Kota Selatpanjang dan sekitarnya, dia menyebutkan akan segera melakukannya. "Nantilah. Kita akan cek. Tapi belum sekarang," tambahnya yang berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kepulauan Meranti, dr Irwan Suwandi yang dikonfirmasi, rabu (29/6) mengaku pengecekan vaksin palsu sudah dilakukan pada selasa (28/6) lalu. Pengecekan dilakukan oleh Kasi Farmasi, Makanan dan Minuman (Farmamin),Reviadi SFarm Apt Kasi Suveyland, Mus Mulyadi dan sejumlah oetugas lainnya.
"Sudah. Kemarin (selasa red) sudah kita lakukan pengecekan di sejumlah klinik. Yang mengecek di Mus Mulyadi dan Revi," tegas Kadiskes Kepulauan Meranti itu.
Klinik yang dicek oleh Diskes tambah dr Irwan yakni Klinik dr Joko Nugroho, klinik dr Hendra dan klinik Sundari. Dia mengaku tidak menemukan vaksin palsu.
"Tidak kita temukan. Karena klinik Sundari dan Klinik Hendra mengambil vaksin dari Dinas Kesehatan. Sementara kalau klinik dr Joko dari Distributor Resmi. Jadi laporannya tidak ditemukan," sebut dr Irwan.
Diskes Harus Dievaluasi
Menanggapi hal itu, Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) sangat menyayangkan hal itu. Dia menilai bahwa ketidak terbukaan petugas Diskes tersebut patut dipertanyakan.
"Ini memang patut di curigai. Kenapa petugas melakukan pengecekan diam-diam. Tentunya menjadi pertanyaan besar bagi kita," tegas Ketua YLPK, Mulyono SE yang dikonfirmasi, rabu (29/6).
YLPK sangat menyayangkan. Dimana saat itu dipergok. kenapa tidak mau terbuka. memang benar. pemda jangan berprilaku seperti itu. jadi
Idealnya upaya Diskes melakukan penegcekan diinformasikan seluas-luasnya. Sehingga masyarakat menjadi tenang bahwa memang tidak beredar vaksin palsu di Meranti. Bukan malah sebaliknya.
"Tetapi kenyataannya malah sebaliknya. Kami minta petugas kesehatan harus dievaluasi. Sehingga masyarakat tidak dirugikan," ujarnya.
Lebih jauh Ketua YLPK Kepulauan Meranti itu menggambarkan bahwa vaksin palsu itu sangat merugikan masyarakat. Jadi kalau memang tidak ada upaya keterbukaan dan terkesan menyembunyikan sesuatu, sama saja petugas kesehatan tidak ingin masyarakat terbebas dari vaksin palsu tersebut.
Dia mengharapkan kepada Diskes bisa tetap lebih terbuka. Terutama menyangkut kesehatan bagi masyarakat. Sehingga masyarakat bisa mempercayai Pemerintah dalam menjamin kesehatan masyarakat.
"Jangan sampai masyarakat menilai pemerintah tidak ingin menjamin kesehatan masyarakat atau tidak percaya lagi kepada Pemerintah," harap Mulyono.
Laporan: Ahmad Yuliar
Editor: Yudi Waldi
No comments:
Post a Comment