MALANG (BM) – Pembangunan dua jembatan di Desa Pandansari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang, kini jadi pembicaraan sejumlah pihak. Karena jembatan yang dibangun Pemkab Malang lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), itu dirasa aneh.
Sebab, jembatan yang lebih kecil mendapat alokasi dana yang lebih besar. Dua jembatan tersebut berada di lokasi jembatan lama atau jembatan Sambong dan di Dusun Klangon Desa Pandansari.
Lokasi Jembatan Sambong mendapat alokasi Rp 7 miliar lebih. Jembatan pengganti ini, mempunyai panjang hingga 100 meter dan lebar lima meter. Sementara, Jembatan Klangon mendapat alokasi dana sekitar Rp 10 miliar.
Padahal, jembatan ini panjangnya hanya 50 meter, dengan lebar yang sama. Beda anggaran ini yang menjadi pertanyaan sejumlah pihak. Bupati Malang Rendra Kresna, Rabu (18/5), lalu, saat peletakan batu pertama pembangunan jembatan di lokasi lama sempat mengungkapkan keheranannya juga.
Setengah tidak percaya, Rendra bertanya apakah dana Rp 7 miliar tersebut cukup. "Ini dananya apa cukup," tanya Rendra kepada Agus Susanto Direktur PT Konstruksi Mandiri Indonesia selaku kontraktor.
Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Malang, Havi Lutfi beralasan, Jembatan Klangon membutuhkan bahan yang lebih kuat. Sehingga, dari sisi konstruksi jauh lebih mahal. Salah satunya, karena jembatan ini akan membutuhkan kerangka baja.
"Kalau yang di jembatan lama kan menggunakan beton. Jadi speknya lebih tinggi yang di Klangon," terang Lutfi, Minggu (22/6).
Alasan lain, Jembatan Klangon menghubungkan dua daratan dengan ketinggian di atas enam meter. Jembatan yang tinggi tersebut membutuhkan konstruksi lebih.
Sementara, Jembatan Sambong panjang sesungguhnya sekitar 65 meter. Sedangkan 35 meter adalah oprit jembatan. Bantuan oprit ini yang jadi penekanan.
"Dari sisi konstruksi, Jembatan Pandansari (jembatan lama) wajar lebih murah karena alas an-alasan tersebut," terang Lutfi. (syo/nov)
No comments:
Post a Comment