
"Saya menilai itu sangat aneh, karena kalau dibilang bulan puasa low season, kenapa ini sudah sedemikian dekat baru mengajukan pengurangan frekuensi penerbangan itu," kata pengamat penerbangan Alvin Lie saat dihubungi detikcom, Jumat (20/5/2016).
"Kalau bilang itu low season, agak kurang logis," sambungnya.
Menurut Alvin, penerbangan selama bulan puasa bukan lah low season, tapi justru mendekati high season. Sebab, banyak dari masyarakat Indonesia yang biasanya sudah mudik jauh-jauh hari sebelum lebaran.
Selain itu, lanjut Alvin, saat ini juga merupakan masa liburan sekolah yang berarti pergerakan masyarakat meningkat. "Saya menduga ini ada pertimbangan-pertimbangan lain, apa itu pertimbangannya, hanya lion itu yang bisa menjawab," ujarnya.
Karena itu, kata Alvin, low season hanya alasan formalitas yang dilontarkan Lion Air. Dia menduga ada alasan atau pertimbangan lain yang tidak diungkap Lion, contohnya seperti bentuk protes kepada pemerintah atau lainnya.
"Jangan lupa bahwa Lion kemarin juga mengalami sejumlah pilotnya yang melakukan mogok," ucapnya.
"Saya mendapat kabar ada cukup banyak, puluhan pilot yang mogok itu juga tidak diberi jadwal terbang oleh Lion, dan itu tentunya berdampak pada kapasitas Lion, berapa pesawat yang dapat mereka terbangkan, frekuensi dan sebagainya," tutupnya.
(idh/dha)
No comments:
Post a Comment